MENDIDIK DIRI DENGAN WASIAT
NABI
Oleh :
Misbahuddien
Tidak
diragukan lagi, masing-masing kita mendambakan terciptanya suasana kebahagiaan,
kebersamaan, dan ketentraman baik dalam urusan dunia maupun agama bahkan
negara. Banyak usaha yang dilakukan tetapi nyatanya tidak menghasilkan apa yang
diharapkan, sementara kita meyakini bahwa tidak ada satu kesulitan pun kecuali
pasti ada jalan keluarnya. Allah berfirman, "Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan." (QS Asy Syarhu / Alam Nasyrah: 6).
Allah juga berfirman, "Dan
barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya." (QS Ath Thalaq: 4). Nabi Shalallahu
‘alaihi wassalam juga bersabda dalam hadits Ibnu Abbas, "Ketahuilah, bahwasanya kemenangan bersama
kesabaran, kelapangan bersama kesempitan dan sesungguhnya bersama kesulitan ada
kemudahan."
Sudah saatnya untuk kita bercermin kepada segala upaya
yang dikerahkan dalam membina diri, keluarga,, lingkungan, masyarakat, dan
lebih luasnya lagi negara. Sudahkah kita jujur kepada Allah dan KitabNya,
kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam dan Sunnahnya, dalam hal aqidah,
akhlaq, ibadah, dan muamalah? Dimana hal ini adalah pintu masuk ruang
kebahagiaan dan kebersamaan.
Para pembaca -semoga dirahmati Allah- Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam sebagai Nabi dan Rasul
yang terakhir, tidaklah meninggalkan umatnya kecuali telah menerangkan apa yang
dibutuhkan mereka dalam membangun kehidupan menuju kebahagiaan dunia dan
akhirat, inilah kesempurnaan dien.
Allah berfirman, "Pada
hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu
nikmatku dan telah kuridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS Al Maaidah:
3).
Allah juga berfirman, "Dan
Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu."
(QS An Nahl: 89). Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Daud,
Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah, serta Ad Darimy dari sahabat Abu Najih Al
Irbadh bin Sariyah berkata, "Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wassalam telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat
yang menggetarkan hati dan mencucurkan air mata. Maka kami bertanya, 'Wahai
Rasulullah! Seakan-akan nasehat ini adalah nasehat yang terakhir maka berilah
kami wasiat.' Nabi bersabda, 'Aku wasiatkan padamu agar tetap bertaqwa kepada
Allah, serta tetap mendengar perintah dan taat, walaupun yang memerintah kamu
itu seorang budak, maka sesungguhnya orang yang masih hidup di antaramu nanti
akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atasmu memegang teguh akan
Sunnahku dan perjalanan para khulafa ar rosyidin yang diberi petunjuk,
peganglah olehmu sunnah-sunnah itu dengan kuat dan jauhilah olehmu bid'ah,
sesungguhnya segala bid'ah itu sesat.'"
Sungguh
Rasulullah telah memberikan nasehat yang agung dan wasiat yang sempurna ini
kepada umat Islam dimana beliau beliau menunjukkan mereka kepada
perkara-perkara yang besar, tidak akan tegak urusan dien dan dunia kecuali
dengan komitmen terhadapnya dan mengikutinya. Tidak ada jalan keluar dari
problematika kehidupan kecuali dengan mengamalkannya dengan seksama di zaman
yang dipenuhi dengan tipu daya, dibenarkannya para pendusta dan didustakannya
orang-orang yang jujur, serta dipercayanya para pengkhianat dan dikhianatinya
orang-orang terpercaya
.
Sungguh sangat disesalkan tatkala terlihat mayoritas umat Islam sudah tidak bersandar lagi kepada Al Qur'an tidak pula kepada Sunnah dalam aqidahnya, di saat semaraknya orang-orang yang berhati setan dan bertubuh manusia (manusia berbulu domba). serta memunculkan kebid'ahan-kebid'ahan,. Adapun wasiat-wasiat yang disampaikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam itu ialah:
Sungguh sangat disesalkan tatkala terlihat mayoritas umat Islam sudah tidak bersandar lagi kepada Al Qur'an tidak pula kepada Sunnah dalam aqidahnya, di saat semaraknya orang-orang yang berhati setan dan bertubuh manusia (manusia berbulu domba). serta memunculkan kebid'ahan-kebid'ahan,. Adapun wasiat-wasiat yang disampaikan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam itu ialah:
Pertama: tidak ada
dien kecuali dengan taqwa yaitu taat kepada Allah, melaksanakan
perintah-perintahNya dan menjauhi laranganNya. Taqwa adalah sebab
dipermudahnya segala urusan dien dan dunia serta dibukanya berkah dari langit
dan bumi. Allah berfirman, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri
beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi." (QS Al A'raaf: 96).
Kedua: tidak akan
tegak urusan-urusan umat baik dunia maupun dien kecuali dengan pemimpin yang
sholeh, adil, menuntun mereka kepada Kitab dan Sunnah Rasulullah,
menerapkan di tengah-tengah mereka syariat Allah, mengatur barisannya dan
menyatukan kalimatnya serta mengangkat bagi mereka bendera jihad untuk
meninggikan kalimat Allah. Sedangkan atas umat agar menerima dengan penuh taat
baik dalam hal yang disukai maupun dibenci, selama pemimpin itu istiqomah di
atas perintah Allah dan menjalankan hukum-hukumNya.
Demi memanifestasikan kemaslahatan Islam dan kaum
muslimin, menjaga kesatuannya dan melindungi darah-darahnya. Islam mewajibkan
taat dalam hal yang ma'ruf (baik) atas umat terhadap waliyul amri / pemerintah
sekalipun mereka bermaksiat, selama kemaksiatannya tidak sampai pada kekafiran.
Ketiga: Wasiat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam mencakup
sikap yang harus dilakukan umat dari perselisihan dan terhadap orang yang
menyelisihi Al Haq, beliau menunjuk agar berpegang teguh dengan Al Haq dan
kembali kepada manhaj yang benar, manhaj Rasulullah Shalallahu
‘alaihi wassalam dan para khulafa ar rosyidin RA. Tidaklah Sunnah dan manhaj
mereka kecuali Kitabullah -yang tidak pernah didatangi kebatilan dari arah
depan maupun belakang- serta Sunnah Rasulullah yang suci. Allah berfirman, "Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama
(masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang
mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridho
kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir
sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah
kemenangan yang besar." (QS At Taubah: 100). Inilah solusi
yang benar yang dapat menghentikan perselisihan dengan cara yang diridhoi
Allah.
Keempat:
Wasiat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam juga
meliputi peringatan terhadap bid'ah, sangat sering beliau memperingatkan
umatnya dari bahaya dan kerusakan yang ditimbulkannya dengan penjelasan yang
gamblang bahwa bid'ah adalah kesesatan.
Para pembaca -semoga dirahmati Allah- demikianlah kita
mesti memulai untuk menyadarkan dan mendidik setiap diri-diri kita agar kembali
kepada wasiat Allah dan RasulNya, kembali kepada konsep hidup nabawi (moslem
worldview), bersungguh-sungguh untuk menegakkan ibadah kepada Allah dan
membuktikannya bukan hanya sebatas retorika, sehingga akan terciptalah kebaikan
dalam diri kita, dalam keluarga kita, dan dalam kita.waingkungan masyarakat kita.wallahu a’lam
bishowwab.
Ketahuilah bahwa:
baiknya diri adalah baiknya keluarga
baiknya keluarga adalah baiknya masyarakat
baiknya masyarakat adalah baiknya lingkungan
baiknya lingkungan adalah baiknya negara
baiknya negara adalah baiknya umat
baiknya umat adalah baiknya alam secara keseluruhan bi idznillah.
Wal ilmu indalllah.
baiknya diri adalah baiknya keluarga
baiknya keluarga adalah baiknya masyarakat
baiknya masyarakat adalah baiknya lingkungan
baiknya lingkungan adalah baiknya negara
baiknya negara adalah baiknya umat
baiknya umat adalah baiknya alam secara keseluruhan bi idznillah.
Wal ilmu indalllah.
0 komentar:
Posting Komentar