Sabtu, 24 Maret 2012

MENGEKPLORASI FRAMEWORK TAFSIR


    MENGEKPLORASI FRAMEWORK TAFSIR                                                 
                                                                      ( bagian ke 2 )


Oleh : Misbahuddin
kita lanjutin pembahasaan yang terpotong pada edisi kemarin, tentang pengekplorasiaan framework tafsir Al-Qur’an, mudah-mudahan ello ketagihaan untuk membaca lanjutan dari tulisan kemarin. Pada edisi sekarang kita akan mengekplorasi  bagaimana metode dan tren tafsir al-Qur’an. Elo mesti tahu bahwa banyak didapati ragam pendekatan ulama-ulama tafsir dalam menafsirkan ayat-ayat  Al  - Qur’an.
Tafsir al-Qur’an memiliki beberapa metode dan tren dalam interpretasinya, diantaranya sebagai  berikut :
1.         Tren linguistik
Tren ini patut elo tahu di pandang sebagai tren terlama dalam penafsiran al-Qur’an. Secara simplenya broww…tern ini terbagi dalam tiga katagori yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainya gak bisa kite pisah-pisahin. Ketiga katagori tersebut adalah :
a)       Tren Kosa Kata Bahasa
Dalam al-qur’an terdapat banyak kata-kata asing  yang tidak diketahui maknanya (ghorib). Bahkan diantara sahabat Rasullullah juga ada yang tidak paham arti beberapa kata dalam al-Qur’an, meskipun mereka adalah bangsa Quraisy arab.
Gw kasih sample kitab –kitab tafsir yang memfokuskan pada aspek kosa kata al-qur’an, walaupun gw belom pernah melihat wujudnya, tapi minimalnya tahu gtu…., seperti yang ditulis oleh muhammad ibn as-saib  al-kalbi  al-kufi  (w.146 H), Abu ubaidah al-qosim ibn salam (w 222 H) .
b)       Tren ilmu nahwu  dan kaidah I’rab.
Para mufasir yang yang memfokuskan perhatiannya terhadap gramatika al-qur’an cendrung menjelaskan al-qur’an dengan menggunakan tren ini . kedudukan ilmu nahwu sangat penting dalam memahami  ayat-ayat  al-qur’an.  Diantara kitab tafsir yang termashur dalam metode ini adalah: ma’anil qur’an yang ditulis oleh ulama nahwu Abu jakariyya yahya ibn jiyad al fara ‘ ad-Daylami (W 207 H), kitab at-Tibyan fil I’rabil qur’an  oleh Abu l-baqa al-Akhbari (W.616 H ).
c)       Tren ilmu balagah dan bayan
Pada tren ini , karya-karya tafsir  memfokuskan dirinya pada keindahan bahasa  dan sastra arab. Diantara kitab tafsir yang ditulis dalam tren ini adalah : al-kashaf an’ haqoiq at-tanjil oleh jamaksari, fi dzilali al-qur’an  oleh sayyid Qutb ( w 19966 M ).



2.        Tren Tafsir Bil Ma’tsur
Corak penafsiran ini adalah corak yang sangat fundamental dalam menafsirkan al-Qur’an tren ini setidaknya meliputi  hal-hal sebagai berikut :
a)       Menafsirkan suatu ayat dengan ayat lainnya yang nampak lebih lebih detail perinciaanya. Diantara contohnya adalah penjelasan nabi tentang ayat “maliki yaumiddien “  dalam surat al-Fatihah, ayat ini ditafsirkan dengan QS, al-infitor 18-19 (“tahukah kamu apakah hari pembalasan (yauma idien) itu?, yaitu hari ketika sesorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolomg orang lain, dan segala urusannya pada hari itu diserahkan kepada Allah ) dan masih bnyak lagi broow contoh-contohnya didalam Al-qur’an.
b)       Menafsirkan ayat dengan hadist nabi yang menjelaskannya, seperti dalam surat al-baqarah : 187 “al khoeth al abyad wal khoetih aswad”  Rasullaah menjelaskannya bahwa maksud ayat tersebut adalah terangnya siang dan gelapnya malam.
c)       Menafsirkan ayat dengan perkataan sahabat dan ulama besar dari kalangan tabiin yang berkaitan dengan penjelasan ayat, asbabul nujul, dan kepada siapa ayat itu diturunkan.
3.       Tren Tafsir Bi Ro’yi  (Ijtihad)
Syekh al-bagdadi  menjelaakan tentang metode tren tafsir ini “tren ini lajim  disebut  dengan ijtihad dalam menafsirkan Al-Qur’an, dalam hal ini para ulama ahli tafsir yang bersangkutan  memang mengenal bahasa arab, lafad-lafad yang mereka temukan dalam puisi dan prosa zaman pra islam  dan mengenal adat istiadat arab serta cara mereka berdialog” . Selain itu mereka berpegang  pada berita–berita yang dipandang benar mengenai sebab-sebab turunnya ayat-ayat al-Qur’an dan asbabul nujulnya, berdasarkan sarana-sarana pembantu seperti itu mereka menafsirkan Al-qur’an  menurut pengertian yang diperoleh dari hasil ijtihadnya masing-masing.
Yang secara simplenya brow, kita bisa ambil kesimpulan inti bahwa tafsir bil ro’yi adalah : memahami kalimat-kalimat  al-Qur’an dengan jalan memahami  maknanya yang ditunjukan oleh pengetahuan bahasa arab dan peristiwa yang dicatat oleh para ahli tafsir, bukan hanya berpendapat semaunya sendiri dengan mengandalkan akal murni azza.

4.       Tren tafsir ilmiah

Diantara kemukjizatan al-Qur’an adalah banyaknya aspek ilmu pengetahuan, yang terkandung didalamnya. Diantara ayat tersebut ada yang berkaitan dengan alam semesta, janin manusia, anatomi tubuh, falak (astronomi) dan sebagainuya. Beberapa pembahasan tentang aspek ilmiah ini  dalam al-Qur’an banyak beredar, seprti tafsir al-ilmi lil ayatil kauniyyah ditulis oleh Hanafi ahmad, Min isharah al-Ulum fil al-Qur’an  al-Karim ditulis oleh Abdul Aziz sayyid al-ahl.

 Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi pemacu untuk para mahasiswa PUBLISISTIK THAWALIB lebih mengelorakan semangat  (giroh)  dalam mengekplorasi  ilmu-ilmu, terutama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan shaqofah (wawasan) ke agamaan kita yaitu ilmu al-Islam. Masih banyak ilmu-ilmu yang masih belum terjamah oleh kita, yang menunggu kita untuk kita ekplorasi, semakin kita mengetahui sesuatu hal, kita akan semakin menyadari bahwa diri kita tidak tahu apa-apa. . wallahu a’lam bishowwab.

0 komentar:

Posting Komentar