REINSTALISASI
AKIDAH
Oleh : Misbahuddin
Akidah adalah pondasi kehidupan
manusia. Akidah jika kita analogikan dengan sebuah pohon adalah bagaikan akar yang menghujam kedasar bumi yang membuat
pohon itu kuat berdiri tegag gagah perkasa berdiri bumi. Maka manusia yang memiliki aqidah yang kuat
maka dirinya akan mendapati kekuatan dalam mengarungi samudra kehidupan.
Seperti Bilal Bin Robah yang disiksa diatas pasir yang panas, dan
ditindih dengan batu yang besar dia atas perut nya tidak membuat dia cenggeng
dan mengeluh kepada Tuhanya, satu kata yang keluar dari mulutnya yaitu “ ahad….Ahad….ahad “. Siksaan
yang bertubu-tubi tidak menjadikan dia keluar dari agama yang Allah ridhoi
yaitu Al-islam. Badannya boleh terpenjara tetapi jiwanya adalah jiwa yang
merdeka.
Akidah dari perfektif
etimologi berasal dari kata “ aqada “ yang berarti mengikatkan. Dalam
artian kita mengikatkan hati terhadap suatu hal. Jadi, keyakinan kita terhadap
sesuatu, itu adalah akidah secara etimologi. (Dr. sholih bin fauzan,kitab
tauhid.hal 3).
Aqidah Dalam Perfectif Syara’
Aqidah dalam perfektif
syara meliputi keyakinan kita kepada Allah swt , malaikatnya, kitab-kitabnya,
rasul-rasulnya, hari akhir dan keimanan kepada Qodho dan qodar yang baik dan
yang buruk. Dalam term yang mashur hal ini disebut juga dengan rukun iman.
Landasan filosofis dari
perumusan komponen-komponen iman ini adalah hadist yang datang dari sayyidina
Umar bin khotob. Yang mencerikan tentang
datangnya jibril kepada Rasulullah yang menyerupai seorang laki-laki dan mengajarakan kepada para
sahabat Rasulullah tentang hakikat islam, iman, dan hirarkis tertinggi yaitu
ikhsan. (Imam Nawawi, hadist rabaiin, No 2)
Pembagian syariat islam
Syariat islam terbagi
menjadi dua, yaitu I’tiqodiyah dan amaliyah. I’tiqodiyah adalah syariat yang
tidak ada hubunganya dengan tata cara amal secara aflikatif. I’tiqodiyah ini bersifat perbuatan hati,
keyakinan dan keimanan kepada Allah swt secara rububiyahnya, uluhiyyahnya dan
asma wasifatnya. Dan keimanan kepada rukun iman yang lainnya. Hal ini disebut sebagai ashliyah (pokok agama ). (Syarah Aqidah
Safariniyah,1, hal 4).
Sedangkan amaliyah adalah
segalahal yang berkaitan dengan ibadah yang kaitannya amal aflikatif . seperti
melaksanakan rukun islam : mengucapkan kaliamat shadat, mendirikan sholat,
zakat, shaum, haji. Dan perintah-perintah agama yang lain yang bersifat
tatacara amaliyah. Hal ini disebut dengan “far’iyah” ( cabang agama).
Maka antara I’tiqodiyah
dan amaliyah keduanya berkait erat tidak dapat dipisahkan sebuah konsep yang
terintegrasikan. Keimanan tidak dapat dipisahkan dengan amal real. Seseorang
tidak bisa mengaku beriman sebelum melaksanakan
amal-amal yang diperintahkan Allah swt. Karena iman adalah membenarkan
dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan membuktikan dengan amal real.
Maka selaraskan antara hati, ucapan dan tindakan ke arah kebenaran iman. Maka itulah
konsep keimanan yang benar.
Reinsatalisasi Akidah dengan Firman Ilahi
Meninstal ulang keimanan kepada Allah
swt setiap waktu teramat sanga penting
Agar menjadi power dalam gerak langkah kita. Karena keimanan adalah hal yang
utama dalam kehidupan. Keimanan adalah mendeklarasikan kemerdekaan diri, seruan
para nabi dan rasul . sebuh konsep ajaranan yang sama (the same hermiting concept) yaitu yang
diemban oleh nabi dan rasul sejak jaman Adam As sampai jaman Nabi Muhammad Saw.
deklarasi kemerdekaan dengan keimanan yang lurus yaitu menginternalisasi At-Tauhid kedalam jiwa-jiwa manusia.
“ Dan sungguhnya Kami
telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah Thaghut] itu", maka di antara
umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di
antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu
dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(rasul-rasul)” (An-nahl :
36).
Konsep keimanan yang benar adalah yang
bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunah sesuai dengan pemahaman para sahabat
Rasulullah shallalahu A’lahi wasalam.
“ sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara dan jika kalian berpegang teguh
kepada keduanya maka tidak akan tersesat
selamanya, dua perkara itu : Al-Qur’an dan As-sunah “.
itu lah pesan Rasulullah Saw .
Aflikasi Tauhid secara All-out adalah kunci berjumpa
dengan Allah swt
Bagi manusia-manusia yang sholeh, yang
memilki jiwa-jiwa bersih dari benih-benih
kemusyrikan perjumpaan dengan Allah swt di Surga adalah hal yang idam-idamkan.
mereka tidak terperdaya oleh sesuatu apapun selain Allah. Karena sesuatu di
dunia ini adalah penampakan yang fana (fatamorgana) . Harta yang dimiliki tidak
akan di bawa ke alam kubur, sesuatu yang di bawa hanya sehelai kain kapan
putih. Jabatan yang di agung kan di dunia tidak akan di bawa ke alam kubur.
Manusia dari level apapun semua mendapat gelar yang sama “ Alm “ (al marhum) di akhir namanya ketika
meninggalkan dunia. Hanya amal yang yang akan menemani sampai hari akhir, dan
amal itu pula yang akan menolongnya dari kerasnya hari pembelasan.
“ Barangsiapa mengharap
perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh
dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya." (QS.Al-Kahfi ;110).
“sesungguhnya jika anda sedang dekat
dan akrab dengan Allah swt, anda akan dibukakan pintu-pintu pengetahuannya,
akan menjadi ringanlah kesulitan, menjadi manislah semua yang pahit dan menjadi
gampanglah semua yang sulit, dan akan tercapailah semua yang anda cita-cita kan, Allah swt
selalu memberi taufiq dengan segala
keutamaannya”.(Ibnu Zauziy, Shaidul Khatir, Hal
109)
0 komentar:
Posting Komentar