Sabtu, 24 Maret 2012

Antara sistym dan noda sejarah


Antara sistym dan noda sejarah
Oleh : Misbahuddin

“ Manusia Hakikatnya Bebas, tetapi ia terikat oleh tempat dimana dia berada “ (Aristoteles ).
Manusia adalah insan yang berfikir dalam kontek Ilmu Mantik, berfikir adalah sebuah proses  “meracik dan meramu data-data yang ada menjadi sebuah Keilmuan “. Manusia yang sebenarnya hidup adalah mereka yang semangat idealismenya tetap hidup, semangat nya tetap muda walaupun dia sudah Tua. Semangat hidup yang akan menjadikan hidup lebih berkualitas. Orang yang mati bukan hanya mereka yang terkubur diatas tanah melainkan juga mereka yang hidup tetapi semangat dan kemauanya terkubur.
“ mereka yang mati itu bukanlah meraka yang yang didalam kubur saja, tetapi mereka yang mati juga adalah mereka yang semangat dan kemuannya terkubur. Mereka adalah mayat hidup. Hidup tetapi sebenarnya mereka mati. (wujuduhu ka a’damihi  )” .
Manusia yang masih memiliki semangat dan kemauan senantiasa mengupgrade dirinya. Dan mengupgrade lingkungannya agar sesuai dengan idealismenya  yang tergambar jelas dalam benaknnya. Maka idealisme akan melahirkan sikap proaktif dan jiwa kepemimpinan itu akan timbul mengalir di dalam dirinya. Karena selama dia punya idealisme dia akan senantiasa bergerak dan bergerak dikala manusia diam dan terpaku menyambut kondisi kehidupan. Dari kepemimpinan maka akan lahirlah sebuah sistem sebagai konsekuensi dari kepemipinan. Sistem sebagai gambaran pola pikir, karakter dan kedirian dari pemimpin tersebut.
Sistem sebagai sebuah mesin Peng “ eksekusian  “
Kemimpinan akan selalu identik dengan sebuah sistem. Karena kepemimpinann adalah sebuah              “ misi suci “ mengerakan  manusia untuk mencapai suatu hal. Pemimpin yang sejati pasti akan membuat sebuah setingan organisasi ( organization setting ) atau dalam istilah manajementnya adalah sebuah “ sistem “. Sitem yang dibuat akan menjadi sebuah rujukan untuk mengeksekusi  setiap program kerja.
Sistem adalah mesin pengekskusi dari seorang pemimpin.  sistem harus seirama dan  sesuai dengan sosio Kultur dimana sistem itu akan dijalankan,  ketika sistem itu sudah terakulturasi dengan sosio_kultur Manusia dimana sistem itu akan diaflikasikan, maka akan  terciptanya  kualitas gerak yang lebih progresif, Maka seyogyanya kebebasan kita dalam berfikir dan bergerak harus di sesuiakan dengan sosio_kultur “ kontektualiasi sistem “. Sehingga sistem yang diharapkan akan mengahasilkan kinerja yang lebih bagus   terwujud.. Ada sebuah perkataan dari filosof “ Kita Hakikatnta Bebas, Tetapi Kita Terikat Oleh Aturan Dimana Kita Berada “.
Dosa dari sebuah sistem
Saya sependat sebuah perkataan, “ Semangat Saja Tidak Cukup Untuk Melakukan Perubahan, Tetapi Perubahan Harus Dilandaskan Pada Ilmu “Adakalanya perubahan yang diingankan oleh para pemuda yang masih semangat membara tidak menghasilkan perubahan yang signifikan yang memiliki prosepek kedepan. Apalagi perubahan yang dilandaskan pada semangat belaka tanpa menganalisis terlebih dahulu sosio kultur dimana kita berada.
Sebuah sistem yang perfect dalam hal apa pun, baik sistem pemerintahan , pemilihan pemimpin dan lain sebagainya. Mau tidak mau harus harus melihat lebih dalam sosio kultur budaya yang sudah terbangaun dan latar belakang  Manusia dimana kita kan menerapkan sistem tersebut.  Jangan sampai kita “ mencaplok “ sebuh sistem untuk di aflikasikan dilingkungan kita dengan membabi buta dengan alasan demi sebuah perubahan. Kekurang cermatan dalam hal itu akan berdampak pada antusisme para manusia itu sendiri dalam mengikuti gelombang pergerakan itu sendiri.
Seperti sistem dalam pemeritahan elit politik kita, ketika sistem itu bagus tetapi dalam aplikasinya hasilnya Nihil / builsit. Hanya bagus dalam tatanan konsep tetapi rapuh dalam kenyataan. Maka masyarakat sudah muak denga omong-omongan, cuap-cuap, konsep yang tinggi yang melanglang buana. Tetapi, tidak ada hasil yang nyata. Maka tidak heran masyarakat akan jemu dan bosan akhirnya acuh tak acuh dengan koar-koar para elit polotik.
Noda dan Dosa Sejarah
Setiap manusia mempunyai sebuah kebebasan. Kebebasan perfikir maupun kebebasan dalam berbicara asalkan apa yang difikirkan dan apa yang diucapkan adalah sebuah kebaikan . tulisan ini bertujuan hanya untuk membuka alam fikir dan membuka kesadaran. Bisa saya yang salah, bisa anda yang benar atau sebaliknya.
Saya melemparkan analisi wacana tentang Sistem pemilihan yang terlalu “ sempurna “ dalam kontek kethawaliban maka terjadi sebuah kepincangan politik. Idelisme itu Akan Diperkosa Oleh        Sosio-Kultur Kethawaliban. Karena Thawalib yang masyoritas manusianya berada di dua dunia               ( world Multidimension ) terpaksa memikul sistem yang hanya cocok untuk diterapkan di dunia kemahasiswaan yang murni ( world fure university student ). ( Untuk Memahami Paragraf Ini Perlu Perenungan Yang Kritis… )
Bukan, idealisme yang salah. Tetapi bijaknya idelisme itu  diterapkan dengan  sebuah proses yang panjang “ step by step “.  Dalam kontek managent diri juga, kita harus melihat apa kelebihan kita dan apa kekurangan kita. Ketika ada ambsisi  dan idelasime yang muncul dalam benak kita. Maka kita harus mengintegrasikan konsep idelaisme kita dengan kekuatan dan kelemahan kita. Dalam istilah kerenya disebut Analisi SWOT.
Bergerak dan terus bergerak selama kita masih hidup. Dalam pergerakan pasti ada sebuah kesalahan. Dan kesalahan itu bisa diminimalisir dengan melakukan sebuah pembukaan diri                       ( self opening ) terhadap masukan-masukan diluar diri kita. Lalu kita  lakukan “ kOntemplasi diri “ dan meraba apa yang ada didepan kita. mana yang kurang baik, dan mana paling baik dan terakahir EKSEKUSI…………..
Akhir kata. Setiap ada kesulitan ada kemudahan, setiap ada Hujan pasti ada hari yang cerah. Habis gelap terbitlah terang… dan perguliran itu akan senantiasa terjadi di alam dan kehidupan ini. Pertanyaanya menjadi apakah kita??, menjadi pembawa kesulitankah?? Atau pembawa solusi dan kemudahan kah. Pilihan ada ditangan andsa.   To Be Problem Solver Or to be Trouble Makker ??.

“ Berikanlah Makanan Bayi Kepada Bayi Dan Berikanlah Makanan Orang Dewasa Kepada Orang Dewas. Jika Terbalik,                                                 Maka Akan Terjadi“ Sesuatu.. “.

0 komentar:

Posting Komentar