Sabtu, 24 Maret 2012

MENGAPA AQIDAH AHLU SUNNAH LEBIH UTAMA..??


MENGAPA AQIDAH AHLU SUNNAH LEBIH UTAMA..??
Oleh: Abu dhuzana Al-Ghoruty


Aqidah yang benar adalah pondasi agama. Segala sesuatu yang dibangun diatas selain pondasi ini akan hancur dan runtuh. So..., kita bisa melihat dan perhatian bagaimana Rasulullah  meletakan dan menancapakan Aqidatul Islam  ke dasar-dasar jiwa para sahabatnya sepanjang hayat beliau. A’la kuli hal yang demikian itu bertujuan untuk membangun generasi yang handal diatas pilar yang kuat dan dasar yang kokoh.

Coba antum pikir dengan radadikal..!! kalo aqidah/ketauhidan bukan hal yang fundamental dalam subtansi ajaran islam, mengapa kok ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah selama tiga belas tahun menerangkan tentang permasalahan yang sama dan lagi tidak berubah, yaitu masalah aqiadah/ketauhidan kepada Allh swt serta ibadah hanya kepadanya. Berangkat dari aqidah dan urgensinya, maka Rasulullah di Mekkah tidak menyeru, kecuali hanya kepadanya, dan senantiasa mendidik para sahabatanya diatas aqidah tersebut.

Urgensi study a’qidah/ketauhidan bertumpu pada urgensi penjelasan a’qidah yang benar dan murni, keharusan beramal dengan sungguh-sungguh dalam rangka mengembalikan manusia pada a’qidah tersebut (moslem worldview). Dan menyelamatkan mereka dari kesesatan-kesesatan firqoh (perbedaan-perbedaan kelompok), So....hendaknya permasalahan a’qidah menjadi skala prioritas yang utama bagi para mahasiswa dalam studinya sebelum mengekplorasi pembahasa-pembahasan yang lain.

Cobalah baca tulisan ini dengan interdisipliner/multiperspektif jangan memnyimpulkan dengan kaca mata kuda. Insan akademis pantang untuk mengkaji sesuatu secara apriori (menyalahkan sebelum mengetahui haqiqatnya). So....mari kita kaji  keutamaan-keutamaan a’qidah ahlu sunnah yang amat tinggi nilainya dan keharusan berpegang teguh pedanya, diantara keutamaanya adalah :

Pertama : a’qidah ahlu sunnah adalah satu-satunya cara untuk mencegah berbagai perselisiahan, dan menyatukan seluruh muslim dalam framework yang sama. Dan a’qidah ini adalah a’qidah yang dipegang para sahabat dalam kehidupanya, dan Rasullah  sendiripun menjelaskan bahwa sebaik-baiknya kaum adalah para sahabat kemudian tabiin dan tabiut tabiin, So..why?? kita pilih jalan yang lain. Allah berfiran :“dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenarann baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang mukmin, kami biar ia lelusa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan kami masukan ia ke dalam jahanam, jahanam itu seburuk-buruknya tempat kembali”.     (QS.An-Nisa ;115)

Kedua : aqidah ahlu sunnah menyatukan dan menguatkan barisan kaum muslimin, serta memperkokoh persatuan mereka diatas kebenaran, karena a’qidah tersebut sebagai manifestasi dari firman Allah swt :
“dan berpegang teguhlah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.........”(QS. Ali-Imran : 103)

So.....antum bisa baca dalam buku teologi karangan pak Harun nasution, disana kita dapat melihat gambaran bahwa aliran-aliran teologi islam itu muncul karena tidak samanya mereka dalam mengkonseptualisasikan hal-hal yang berkaitan dengan a’qidah, mereka mengekplorasi dengan metode rasionalis dengan meninggalkan metodolgi para sahabat dalam hal a’qidah. Kalau lah mereka mempelajari hal-hal yang metafisik/ghaib dengan pendekatan metodologi para sahabat dalam hal tersebut, niscara mereka tidak akan berpecah belah, Coz konseptulisasi mereka  terhadap hal yang metafisik sudah jelas.yang tidak ada celah untuk perselisihan.

Antum bisa menggali dan mengekplorasi lebih dalam, bagaimana manhaj al-islam dan sekaligus bisa memahami starting point  perpecahan kaum  muslimin yang mashur di sebut  “ummahatul firoq”, dalam buku “MEMAHAMI MANHAJ ISLAM,  MEMBEDAH UMMAHATUL FIROQ” karya dosen kita  Ust. Romly Qomarudin, MA.

Ketiga : secara konseptual a’qidah ahlu sunnah sudah jelas aturan mainnya ada dalam al-qur’an dan as-sunah, jauh dari shubhat-shubhat (keragu-raguan), dan jauh dari sebuah spekulasi filosofis, kalau ada yang sudah jelas mengapa kita memegang erat-erat sesuatu hal yang  spekulasi hasil dari ekplorasi  manusia yang bersipat terbatas atau hal yang diragukan kebenaraanya...??? So... pakai a’qidah ahlu sunnah lupakan yang lain...!!!. lebih jelas baca buku aqidah ahlu sunnah wal jamaah yang di tulis Ust yazid bin abdul qodir jawaz.atau buku a’qidah karangan Said sabiq, atau buku-buku yang lainnya yang berkaitan dengan hal tersebut.

Keempat : a’qidah ahlu sunnah praktis, jelas gak neko-neko. berbeda dengan konsep kaum filosof dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan hal yang metafisik atau hal yang bersipat transidental dengan sebuah spekulasi filosofis yang tidak bisa dijamin kebenaraanya, ditambah setiap filosof pasti berbeda dalam menjelaskan suatu hal, coz  filsafat akan mati kalo stetmen yang dikeluarkan para pemikir itu sama, filsafat hidup dengan sebab sebuah konfrontasi pemikiran. Maka disini jelas, ini adalah hasil raba-rabaan akal mereka. Antum akan sangat susah jika beragama dengan menggunakan framework filsafat. gk percaya ama omongoan ane...??? coba antum baca buku falsafah dan mistisme karangan pak harun nasution, ane jamin antum bakal mencret-mencret, dan migren berat karena saking sulitnya memehami setiap pemikiran-pemikiran dari tokoh-tokoh filsafat dan tasauf. kalau udah baca pasti antum bakal bilang “capeeeeeee deeeah.....!!!!!” (sambil garuk-garuk kepala).

Kaum suffi yang terpeleset dalam mengkonseptualisasikan keagamaan mereka kadang membuat suatu cara peribadatan yang baru yang Rasulullah sendiri tidak pernah melakukannya, seperti mendekati tuhan dengan sebuah tarian hingga mereka pusing dan  “berektase”, mendefinisan lagi keagamaan mereka ( redefinisi of religion )  dengan perasaan mereka, hingga ada sebagian dari mereka yang menjadikan sholat atau lebih umumnya syariat islam tidak wajib bagi mereka untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari karena dengan alasan “mereka sudah teramat dekat dengan tuhan” dan dalam kondisi “mukasafat” terhadap eksisitensi tuhan. Lebih jelas baca buku “darah hitam tasawuf” karya hartono ahmad jaiz, wallahu a’lam bishowab.

“sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasulnya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka  itulah orang-orang yangbenar” (QS.Al-Hujuraat : 15)

0 komentar:

Posting Komentar