Bertaqo’rub kepada SANG KHOLIK
dengan semangkok Mie Ayam
Selesai sholat magrib ku rasakan malam ini begitu
sunyi hanya di temani sesekali dengan teriakan teriakan khas dari suara
kendaraan, mungkin karena hujan dari sore tadi, walau gk geudeu Cuma
rintik-rintik kecil az. Jadi mungkin para manusia agak males keluar rumah.
Beberapat saat, sekonyong-konyong terdengar kala itu
suara yang tidak asing lagi ditelinga ku...?? beurekbeuk...beureukbeuk..., oh
aku lupa dari sore aku telah mendholimi perutku hingga mereka berdemo dengan
suara lantang, layaknya mahasisiwa thawalib yang berdemo mengkrtitik aparat
pemerintah karena dirasa telah mendholimi wong cilik. (kwkwkw..)
Aku pun berinisiatif berangkat menerobos hujan yang
rintik-rintik itu dengan semangat 45
...he, tuk pergi ke sebuah kedai sederhana yang terpang-pang disana tulisan “MIE
AYAM 4000”. Sebuah kedai yang ku gemari karena kedai ini satu idiologi loh
dengan idiologi mahasisiwa. Mie ayam Cuma 4000 an itu lah yang aku suka ha..ha...(bisa
nabung duit deh !!,untuk beli buku yang best seller),
Tiada terasa Sang langit pun sudah berhenti dari
tangisannya. Bumipun perlahan lahan mengringkan badanya. Dan aku pun telah siap
menyantap MIE AYAM paporitku, (rasanya mantap, harganya mantap, tapi sayang penjualnya
gk mantap coz seorang bapak-bapak ....he..astagfirullah ;-) ).
Entah mengapa ?? Sebelum makan ku teringat denga
sebuah buku yang memberikan sebuah nasihat bahwa “HIDUP AKAN LEBIH NIKMAT
DENGAN SEBUAH RASA SUKUR” aku pun berdoa dengan khidmat sebagai tanda rasa
sukurku pada sang kholik, bila ku ingat pemulung aqua bekas yang baru saja
menghampiri kedai tersebut, mereka bisa makan setelah berkeliling dulu memungut
aqua-aqua bekas. Yang kadang mereka berhujan-hujanan mencari rongsokan bekas
untuk dijual demi membungkam rasa lapar dirinya atau pun anak-istrinya.
setelah ku menjiwai penderitaan mereka aku merasakan
kepuasan jiwa, dan rasa bersyukur kepada Allah ternyata aku masih lebih
beruntung dibandingkan mereka. Yang bisa punya duit tanpa berhujan-hujanan.
Sungguh benar apa yang dinasihatkan Rasullulah “lihatlah yang dibawah kalian
dan jangan melaihat yang di atas kalian dalam urusan dunia , agar kalaian
merasa lapang dan dapat bersyukur atas nikmat Allah”.
Akhirnya, Helai demi helai mie itu aku seruput dengan
penuh kenikmatan (mmm.....wenaaaak !!,tenaaaang), ditambah minyak
ayamnya yang begitu menggoda jiwa hingga tidak terasa mie ayam sudah abiz ku
lahap tak bersisa, kecuali mangkoknya aza yang aku tidak makan (he..he...).
Akhirnya, Doapun
meloncat indah dari bibirku “alahamdulilah
hiladzi at’amana wasaqona waj a’lana minal muslimien”. Sungguh nikmat mie
ayam ini di tambah rasa syukur yang bermekaran di pekarangan jiwa. Menambah
hidup lebih semangat dan begitu terasa ternyata Allah selalu memberikan kasih
sayang nya setiap saat bagi seluruh manusia. Tapi kadang kita tidak menyadari
kasih sayang Allah kepada kita karena begitu sibuknya kita memburu dunia dengan
penuh ketamakan.
banyak sekali nikmat Allah yang jarang atau bahkan
kita tidak pernah mensukurinya, nikmat Allah akan terasa begitu berharga ketika
nikmat itu Dia cabut dari sisi kita. dan setelah itu kita akan merasakan bahwa
hal itu adalah sebuah nikmat yang besar yang kita anggap sepele tiada arti.
Disanalah jiwa akan merasa kehilangan dan akhirnya hanya sebuah penyesalan,
mengapa diri ini tidak mempergunakan nikmat itu sebaik-baiknya......
0 komentar:
Posting Komentar