Sabtu, 24 Maret 2012

Bertaqo’rub kepada SANG KHOLIK dengan semangkok Mie Ayam




Bertaqo’rub kepada SANG KHOLIK
dengan semangkok  Mie Ayam

Selesai sholat magrib ku rasakan malam ini begitu sunyi hanya di temani sesekali dengan teriakan teriakan khas dari suara kendaraan, mungkin karena hujan dari sore tadi, walau gk geudeu Cuma rintik-rintik kecil az. Jadi mungkin para manusia agak males keluar rumah.

Beberapat saat, sekonyong-konyong terdengar kala itu suara yang tidak asing lagi ditelinga ku...?? beurekbeuk...beureukbeuk..., oh aku lupa dari sore aku telah mendholimi perutku hingga mereka berdemo dengan suara lantang, layaknya mahasisiwa thawalib yang berdemo mengkrtitik aparat pemerintah karena dirasa telah mendholimi wong cilik. (kwkwkw..)

Aku pun berinisiatif berangkat menerobos hujan yang rintik-rintik itu  dengan semangat 45 ...he, tuk pergi ke sebuah kedai sederhana yang terpang-pang disana tulisan “MIE AYAM 4000”. Sebuah kedai yang ku gemari karena kedai ini satu idiologi loh dengan idiologi mahasisiwa. Mie ayam Cuma 4000 an itu lah yang aku suka ha..ha...(bisa nabung duit deh !!,untuk beli buku yang best seller),

Tiada terasa Sang langit pun sudah berhenti dari tangisannya. Bumipun perlahan lahan mengringkan badanya. Dan aku pun telah siap menyantap MIE AYAM paporitku, (rasanya mantap, harganya mantap, tapi sayang penjualnya gk mantap coz seorang bapak-bapak ....he..astagfirullah ;-) ).

Entah mengapa ?? Sebelum makan ku teringat denga sebuah buku yang memberikan sebuah nasihat bahwa “HIDUP AKAN LEBIH NIKMAT DENGAN SEBUAH RASA SUKUR” aku pun berdoa dengan khidmat sebagai tanda rasa sukurku pada sang kholik, bila ku ingat pemulung aqua bekas yang baru saja menghampiri kedai tersebut, mereka bisa  makan setelah berkeliling dulu memungut aqua-aqua bekas. Yang kadang mereka berhujan-hujanan mencari rongsokan bekas untuk dijual demi membungkam rasa lapar dirinya atau pun anak-istrinya.

setelah ku menjiwai penderitaan mereka aku merasakan kepuasan jiwa, dan rasa bersyukur kepada Allah ternyata aku masih lebih beruntung dibandingkan mereka. Yang bisa punya duit tanpa berhujan-hujanan. Sungguh benar apa yang dinasihatkan Rasullulah “lihatlah yang dibawah kalian dan jangan melaihat yang di atas kalian dalam urusan dunia , agar kalaian merasa lapang dan dapat bersyukur atas nikmat Allah”.

Akhirnya, Helai demi helai mie itu aku seruput dengan penuh kenikmatan (mmm.....wenaaaak !!,tenaaaang), ditambah minyak ayamnya yang begitu menggoda jiwa hingga tidak terasa mie ayam sudah abiz ku lahap tak bersisa, kecuali mangkoknya aza yang aku tidak makan (he..he...).

Akhirnya, Doapun  meloncat indah dari bibirku  “alahamdulilah hiladzi at’amana wasaqona waj a’lana minal muslimien”. Sungguh nikmat mie ayam ini di tambah rasa syukur yang bermekaran di pekarangan jiwa. Menambah hidup lebih semangat dan begitu terasa ternyata Allah selalu memberikan kasih sayang nya setiap saat bagi seluruh manusia. Tapi kadang kita tidak menyadari kasih sayang Allah kepada kita karena begitu sibuknya kita memburu dunia dengan penuh ketamakan.

banyak sekali nikmat Allah yang jarang atau bahkan kita tidak pernah mensukurinya, nikmat Allah akan terasa begitu berharga ketika nikmat itu Dia cabut dari sisi kita. dan setelah itu kita akan merasakan bahwa hal itu adalah sebuah nikmat yang besar yang kita anggap sepele tiada arti. Disanalah jiwa akan merasa kehilangan dan akhirnya hanya sebuah penyesalan, mengapa diri ini tidak mempergunakan nikmat itu sebaik-baiknya......




0 komentar:

Posting Komentar