Jumat, 12 Oktober 2012

Merenung Sambil Nunggu Santap Malam....


Merenung Sambil Nunggu Santap Malam.... 


            Pada hakikatnya manusia harus menyampaikan apa yang dia tahu. ini konsep dakwah "balighu anni walau ayah " sampaikan walau pun satu ayat. jelas setiap muslim adalah mubaligh secara tidak langsung. karena manusia yang sudah mukallaf ( manusia dewasa yang sudah dibebani aturan agama) terkena perintah " balighu anni ", jadi sebuah pemikiran yang sesat, jika mengatakan bahwa kewajiban menyampaikan kebenaran, menyampaikan al-qur'an dan as-sunnah itu tugas para Utadz aza!. Selain dari ustadz tidak dibebani beban dakwah “ Amar ma’ruf nahyi Munkar “.

            Yang menjadi catataan adalah, kualitas penyampaian ilmu atau kebenaran untuk setiap muslim berebeda. jika dia mempunyai skiil orator maka dia seyogyanya menyampaikan ayat-ayat Allah dan sabda Rasulullah di vodium-vodium. jika yang mempunyai kecendrungan menulis. maka " balighu -nya " ya dengan menulis. Dokter " balighu nya " dengan mengenalkan tibbu nabawi, cara hidup Rasulullah Saw dan segala yang berkaiatan dengan kesehatan. seorang mahasiswi bisa mendakwahkan Islam dengan berpenampilan menutup aurat yang benar. itu juga dakwah. Dakwah sangat luas, bukan hanya berdiri di mimbar-mimbar belaka.

            Pada hakikatnya semua manusia yang muslim mempunyai kewajiban untuk menyampaikan Ilmu dengan berbagai "jurus " sesuai dengan kemampuan diri. dan manusia muslim mempunyai kewajiban untuk berkontribusi untuk membangun agama Islam, diawali dengan penanaman Islam kedalam diri, kelauarga, dan masyarakat sekitar.

            Seyogyanya manusia muslim menjadikan hidup dan hidupnya tidak lepas dari menebar cahaya iman dan amal. kenapa? jika kita hanya membawa keimanan ketika waktu sholat saja, atau bahkan ketika beraktivitas melupakan diri dengan orientasi mencari pahala Allah, maka secara tidak disengaja manusia itu telah sekuler tanpa sadar.

            Seyogyanya manusia yang mengaku muslim wajib memepalajari ilmu sampai kematian datang, manusia yang islam yang sejati senantiasa menjadikan belajar dan mengajar sebagai ruh kehidupan. ruh dirinya dalam menjalani hidup.
Manusia yang mengaku muslim seyogyanya bersemangat untuk mempelajri 3 landasan dalam beragama islam,: Ma’rifatullah ( mengenal secara dekat Allah berdasarkan Al-qur'an dan sunnah Rasulullah ), Ma'rifatul Rasulullah ( mengenal Raulullah secara totalitas dan berusaha mewujudkan diri seperti beliau dari segi tindak tanduknya ) dan yang ketiga, Ma'rifatu Dinil Islam ( mengenal agama Islam ) sesuai dengan kemampuan masing-masing indifidu. mengenal agama islam perlu waktu dan keistiqomahan. 3 hal ini seyogyanya dijadikan skala prioritas sebelum mempelajari hal-hal yang lain.

Sejauh mana Ilmu kita, sejauh itu pula  Keislaman kita  kita,

The End.  My room 29/9/2012

0 komentar:

Posting Komentar