Jumat, 12 Oktober 2012

Menyingkap Tabir TUHAN


Menyingkap Tabir TUHAN
 ( Bagian Pertama )
               
Tuhan dari jaman dulu sampai sekarang menjadi perbincangan yang selalu up to date. tetapi apalah arti memperbincangkan tuhan dengan akal semata. pasti tidak akan jelas junturangannya, karena hal itu persifat spekulatif. memperbincangkan tuhan dengan akal semata seperti menghitung berat gunung dengan timbangan emas.
            
kita hanya bisa mengenal tuhan dengan apa yang tuhan sendiri jelaskan tentang dirinya, atau melalu lisan utusannya yang Dia angkat menjadi nabi atau Rasul.  maka agar ekplorasi pencarian tuhan  tidak menjadi “ sesat “ dan meyesatkan. maka haruslah Al-Qur’an dan As-sunnah yang  dijadikan sebuah patokan untuk membongkar Alam ketuhahan yang dikolaborasikan dengan anlisi akal.
            
Kenapa kita tidak memakai pendekatan firman tuhan yang lain seperti Injil, zabur, Taurat. untuk mengekplorasi alam Ketuahanan. jawabannya sangatlah simple, pertama agama-agama yang yahudi dan nasroni sekarang sudah melenceng jauh dari konsep keimanan yang benar. kita tidak berbicara dulu dalil. kita bongkar  sejarah terlebih dahulu, muntuk mencari secercah bukti outentik. seorang pemikir barat, Richard Elliot Friedman, dalam bukunya, Who Wrote The Bible. Dia menulis kitab ini (Bible ) masih merupakan misteri siapakah yang menulis kitab itu sebenarnya. ketidak jelasan kitab bible sebagai firman tuhan dipertanyakan dan dihujat. lebih jelas baca majalah islamia Thn 1, No 1 Muharram 1425 / maret 2004. so ... kitab Al-Qur’an adalah sala-satu jalan selamat untuk “ menemukan “ Tuhan “.  sehingga tidaklah salah sabda Rasulullah “ Seseungguhnya aku telah meninggalkan dua hal, yang jika kalian berpegang kepadanya maka kalian tidak akan sesat selamanya “.

Napak Tilas Pencarian Tuhanya Nabi Ibrahim
            

Dalam surat Al An’am (6):75-79-  dikisahkan bagaimana Nabi Ibrahim berekplorasi dan berfikir kritis, merenung untuk mencari  Tuhan yang Haq untuk disembah.
            
“ Dan demikianlah Kami memperlihatkan kepada Ibrahim kekuasaan (kami yang terdapat) dilangit dan dibumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin.
            
Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, “Inilah Tuhanku” Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata “Aku tidak suka kepada yang terbenam”
            
Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata “Inilah Tuhanku” tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata “Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”
            
Kemudian ketika dia melihat matahari terbit dia berkata “Inilah Tuhanku, ini lebih besar”. Tetapi ketika matahari terbenam dia berkata “Wahai kaumku! Sungguh aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”
            
Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang yang musyrik “

Allah  Dzat Yang Maha Kuasa
            
´dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu ( Muhammad ) tentang aku, maka katakanlah sesungguhnya aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia berdo’a kepadaku. hendaklah mereka itu memenuhi (perintahku) dan beriman kepadaku, agar mereka memperoleh kebenaran. (Al-Baqoroh : 186)
           
demikianlah karena sesungguhnya Allah, dialah tuhan yang sebenarnya. dan apa saja yang mereka seru selain Allah adalah batil. Dan sesungguhnya Allah, dialah yang maha tinggi dan maha besar (Luqman : 30 )
            
penyembahan terhadap roh-roh nenek moyang dan segala simbol yang dikultuskan ; pohon keramat, batu cicin. pengkultusan seoarang habib atau kiyai , mengagnggap dia maksum ( terjaga dari keslahan ). dan contoh-contoh yang lainnya. adalah penyimpangan terhadap konsep iman. ketika pohon-pohon dipuja, batu keramat dikasih sesaji itu merupakan sebuah kemusyrikan. kenapa kita tidak menggantungkan harap dan meminta itu kepada Allah semata?. yang jelas-jelas pencipta Alam semesta dan segala apa yang ada dijagad raya ini.

_Ad-Dhiru wa Batinu_ ( Maha Jelas dan Maha Tersembunyi )
            
Tuhan dialah yang maha dhohir ( maha Nampak ) tetapi juga Dia adalah maha Bathin ( maha tersembunyi). untuk memahami makna ini, saya cantumkan  pendapat seorang ahli tasauf terkemuka Mula Sadra, Ketesembunyian Ia karena kejelasaannya yang amat jelas. dan kejelasannya yang amat jelas adalah karena ketersembunyianya “.  secara sederha. Allah tidak mungkin kita lihat.  tetapi keberdaanNYA begitu jelas dan nampak bagi manusia yang menggunakan ketajaman akal dan ketajaman hatinya.  Tafakur  dan tadabur merupakan sebuah “ wasilah “ pelantara yang bisa menghubungkan hati kita kepada Tuhan. lihatlah alam yang begitu indah dan tertata dengan apik. akal yang benar  dan hati yang jernih pasti akan berkesimpulan ada “ sesuatu yang maha agung “ yang mengatur alam ini.  Tuhan begitu jelas keberadaannya. jika kita berfikir tentang diri dan tentang hakikat alam.
           
“ dan milik Allah timur dan barat. Kemana pun kamu menghadap disanalah wajah Allah. Seseungguhnya  Allah maha luas, dan maha mengetahui “ ( Al-Baqoroh : 115 )
            
“ kemudian mereka ( Hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum  (pada hari itu ) ada padanya. Dan dialah pembuat perhitungan yang paling cepat. ( Al-An’am : 62)
            
“ semua wajah tertunduk, dihadapan Allah yang hidup dan berdiri sendiri, sungguh rugi orang-orang yang melakukan kedholiman”  ( Taha : 111).

Tuhan Selain Allah adalah Batil
           
“ demikianlah, karena sesungguhnya Allah. Dialah sebenarnya  dan apa saja yang merak seru selain Allah adalah batil. Dan sesungguhnya Allah, Dialah yang maha tinggi dan maha besar “ ( Al-Luqman : 30 )
            
“ Turunnya Al-Qur’an  itu tidak ada keraguan padanya. yaitu dari Tuhan seluruh Allah”. (As-sajdah : 2 )
           
“ Allah yang maha esa, Dia tempat bergantung “ ( Al-Ikhlas : 2 )
           
Jika kita meresapi ayat-ayat diatas, sungguh kesadaran kita tergugah, tujuan hidup kita jelas. tetapi sadar saja tidak cukup. kesadaran harus dijaga dengan amalan-amalan yang Istiqomah dan Ikhlas. The End        

0 komentar:

Posting Komentar