Sabtu, 21 Juli 2012

Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut


Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut

"Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri". (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
Datangnya Kematian Menurut Al Qur'an :
  1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
    Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)
  2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
    Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:7 8)
  3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
    Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (QS al-Jumu'ah, 62: 8)
  4. Kematian datang secara tiba-tiba.
    Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)
  5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat|
    Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)
Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut
Sabda Rasulullah SAW : "Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang" (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : "Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?" (HR Bukhari)
Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .
Ka'b al-Ahbar berpendapat : "Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa".
Imam Ghozali berpendapat : "Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki".
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. "Wahai manusia !", kata pria tersebut. "Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku."
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a'lam bis shawab.
Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim
Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.
Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.
Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An'am 6:93)
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, "Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! " Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka".
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, "Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka". Naudzu bila min dzalik!
Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa
Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, "Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu".
Wallahu a'lam bish-shawab.
Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.
Allahumma Amin..

Jumat, 20 Juli 2012

Keutamaan Shaum Syawal





Salah satu dari pintu-pintu kebaikan adalah melakukan Shaum. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ
“Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Shaum adalah perisai, …” (HR. Tirmidzi, hadits ini hasan shohih)

Oleh karena itu, untuk mendapatkan kecintaan Allah ta’ala, maka lakukanlah Shaum sunnah setelah melakukan yang wajib. Di antara puasa sunnah yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam anjurkan setelah melakukan puasa wajib (puasa Ramadhan) adalah puasa enam hari di bulan Syawal.

Dianjurkan untuk Shaum Enam Hari di Bulan Syawal

Shaum ini mempunyai keutamaan yang sangat istimewa. Hal ini dapat dilihat dari sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari sahabat Abu Ayyub Al Anshoriy, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim)

Pada hadits ini terdapat dalil tegas tentang dianjurkannya puasa enam hari di bulan Syawal dan pendapat inilah yang dipilih oleh madzhab Syafi’i, Ahmad dan Abu Daud serta yang sependapat dengan mereka. Sedangkan Imam Malik dan Abu Hanifah menyatakan makruh. Namun pendapat mereka ini lemah karena bertentangan dengan hadits yang tegas ini. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56)

Puasa Syawal, Shaum Seperti Setahun Penuh

Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ (مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا
“Barang siapa berpuasa enam hari setelah hari raya Idul Fitri, maka dia seperti berpuasa setahun penuh. [Barang siapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh kebaikan semisal].” (HR. Ibnu Majah dan dishohihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa’ul Gholil)

Puasa ramadhan adalah selama sebulan berarti akan semisal dengan puasa 10 bulan. Puasa syawal adalah enam hari berarti akan semisal dengan 60 hari yang sama dengan 2 bulan. Oleh karena itu, seseorang yang berpuasa ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan syawal akan mendapatkan puasa seperti setahun penuh. (Lihat Syarh An Nawawi ‘ala Muslim, 8/56 dan Syarh Riyadhus Sholihin, 3/465). Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat ini bagi umat Islam.

Keutamaan di 10 Hari Terakhir Ramadhan




Dari ‘Aisyah radhiallahu anha dia berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bila memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarung, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya “. (HR. Al-Bukhari no. 1884 dan Muslim no. 2008)
Dalam lafazh yang lain:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مَا لَا يَجْتَهِدُ فِي غَيْرِهِ

“Pada sepuluh terakhir bulan Ramadlan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih giat beribadah melebihi hari-hari selainnya.” (HR. Muslim no. 2009)

Ada dua penafsiran di kalangan ulama mengenai makna ‘mengencangkan sarung’:
1.      Ini adalah kiasan dari memperbanyak ibadah, fokus untuk menjalankannya, dan bersungguh-sungguh di dalamnya.

2.       Ini adalah kiasan dari menjauhi berhubungan dengan wanita. Ini adalah pendapat Sufyan Ats-Tsauri dan yang dirajihkan oleh Al-Hafizh Ibnu Rajab rahimahumallah.
Makna ‘menghidupkan malam’ adalah mengisinya dengan ibadah dibandingkan tidur
. Makna ‘membangunkan keluarga’ adalah mendorong dan memerintah keluarga untuk mengisi malam-malam itu dengan ibadah.
Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada dua sebab utama:
 Sebab pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya.  
Sebab kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan di duga turunnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa juga turun pada bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt. “Sesungguhnya Kami telah turunkan Al Qur’an pada malam kemuliaan.” (QS.Al-Qodr : 1 )

Al qur’an dan hadits sahih menunjukkan bahwa lailatul qadar itu turun di bulan Ramadhan. Dan boleh jadi di sepanjang bulan Ramadhan semua, lebih lagi di sepuluh terakhir Ramadhan. Sebagaimana sabda Nabi saw.:
          Rasulullah saw. bersabda:
التمسوها في العشر الأواخر وفي الأوتار
 “Carilah lailatul qadar di sepuluh hari terakhir dan di bilangan ganjil.”
 Di kalangan umat muslim masyhur bahwa lailatul qadar itu turun pada tanggal 27 Ramadhan, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas, Ubai bin Ka’ab dan Ibnu Umar radhiyallahu anhum. Akan tetapi sekali lagi tidak ada konsensus pastinya.
          Sehingga imam Ibnu Hajar dalam kitab “Fathul Bari” menyebutkan, “Paling tidak ada 39 pendapat berbeda tentang kapan lailatul qadar.”

Belajar dari Jenderal Khatthab (Rahimahulloh)



(Arrahmah.com) - 1. Jenderal Khaththab rahimahullah yakin bahwa kemenangan di dalam pertempuran yang sengit melawan Rusia sesungguhnya terjadi karena karunia dan taufik Allah swt, dengan kekuatan iman dan yakin
Faktor keteguhan dan kemenangan kita menghadapi tentara yang besar ini tidak lain adalah karunia Allah swt, itu yang pertama. Kemudian kedua, yaitu risalah yang benar, yang diemban oleh para mujahidin dalam rangka membela dan mempertahankan aqidah dan tanah mereka sampai terlepas dari belenggu Rusia yang sebentar lagi akan hancur.
Khaththab rahimahullah berkata, "Adapun tentang senjata, kami hanya memiliki senjata iman dan tawakkal kepada Allah swt semata, itu yang pertama. Kemudian yang kedua adalah senjata Rusia yang kami rampas dalam pertempuran melawan kekuatan militer Rusia. Rasulullah saw bersabda:
"Dan Dia (Allah swt) telah menjadikan rejekiku berada di bawah naungan tombakku."
2. Perang Gerilya
Jenderal Khaththab rahimahullah dan rekan2nya mengambil pelajaran, bahwa faktor terpenting untuk unggul dan dapat mengacaukan musuh yaitu ketiadaan basis tetap mujahidin di Chechnya. Oleh kerena itu, mereka selalu menjadi kelompok2 kecil yang selalu berpindah2. Mereka pindah dari satu tempat menuju tempat lain, dari satu kota ke kota lain, demikian juga dari desa menuju gunung sesuai dengan perkembangan situasi pertempuran.
Pada awal pertempuran, mujahidin selalu menjaga distrik2 penting yang mereka kuasai dan menahan serangan musuh selama berminggu2. Sebab, menjaga wiayah itu memerlukan keteguhan hati. Namun, tatkala serangan musuh kian dahsyat dan membabi buta, ditambah lagi dengan bahaya yang mengancam kaum muslimin, munculah perubahan dalam strategi perang mujahidin. Dimana mereka turun dari distrik2 yang mereka jaga, kemudian memulai strategi perang gerilya.
Syarat terpenting dari strategi ini yaitu tidak berdiam di tempat tertentu dan mempertahankannya dengan kekuatan.
Jenderal Khaththab berkata: "Saya ingin sekali menjelaskan persoalan yang banyak dilupakan oleh para ahli strategi perang saat ini. Yaitu bahwa jatuhnya kota2 di Chechnya atau bahkan ibukotanya bukan berarti kekalahan di pihak mujahidin dan tidak pula sebagai sebuah kemenangan bagi tentara Rusia. Menurut saya, jatuhnya kota2 itu ke tangan mereka akan menjadi beban berat bagi mereka. Selanjutnya mereka akan terfokus kepada strategi perang dari ovensif kepada devensif dan mempertahankan daerah yang sudah ditaklukkan.
Bagi orang yang mengikuti perkembangan peristiwa perang pertama, dia akan tahu, jatuhnya daerah2 kekuasaan tidak berarti merupakan kekalahan bagi mujahidin dan bukan pula kemenangan untuk musuh mereka. Peristiwa perang pertama Chechnya, hampir seluruh wilayah jatuh ketangan tentara Rusia. Meskipun demikian, mereka tidak mampu bertahan dihadapan kekuatan mujahidin lebih dari 20 bulan. Apalagi dalam pertempuran kali ini (perang Chechnya 2), kondisi mujahidin lebih kuat dibandingkan kondisi sebelumnya. Demikian juga dengan kondisi kekuatan Rusia lebih lemah dari perang yang sebelumnya. Kita berharap kepada Allah swt semoga Dia mengokohkan kita dengan pertolongan-Nya dan mengalahkan musuh kita, sesungguhnya Dia Maha Kuasa. Seberapapun ukuran materi dan kekuatan militer tidak mungkin bisa kami jadikan sebagai andalan. Kami hanya mengandalkan takdir Rabb semesta alam dan kasih sayang-Nya kepada kami."
Jenderal Khaththab rahimahullah menperingatkan tentara Rusia yang kewalahan menghadapi taktik perang ini, hingga mereka menyerang mujahidin dengan membabi buta dan terkesan ngawur. Dia berkata, "Saya ingin sekali menjelaskan persoalan yang krusial sehubungan dengan strategi perang tentara Rusia. Kekuatan tentara Rusia yang masuk di Negara Chechnya lebih dari 50 ribu pasukan sampai hampir mendekati 200 ribu tentara. Jumlah yang sangat besar menghadapi kekuatan mujahidin yang sangat sedikit ini.
Oleh karena itu, tidak diragukan lagi, hal itu memaksa mereka untuk mengambil strategi perang terbuka. Dengan kekuatan sebesar ini, Rusia dipaksa harus menggunakan strategi perang yang diyakini dapat menghindarkan dari kekalahan seperti yang dialami pada perang pertamanya. Saat itu, mereka mengandalkan serangan jarak jauh, sebagaimana yang dilakukan kekuatan Negara Atlantik di Yugoslavia, dan mencoba menghindari perang jarak dekat melawan mujahidin. Strategi ini adalah strategi buruk. Kami tidak seperti pemerintah Yugoslavia yang mengandalkan kontur geografis dan tempat2 strategis untuk melancarkan perang. Namun, kami (mujahidin Chechnya) menjadikan Allah swt sebagai sandaran pertama kami di dalam mengatur pertempuran. Kemudian kami memiliki taktik lain yang tidak mengandalkan sarana alat perang, kondisi geografis, atau satu medan tempur tertentu. Perhitungan keliru inilah yang dijadikan sandaran pasukan Rusia didalam menentukan strategi perang sehingga perang menjadi sangat sulit dan melelahkan bagi mereka. Sekarang, Rusia terpaksa mengambil keputusan untuk mengerahkan pasukan infantri dan berperang secara terbuka di berbagai medan pertempuran sebagai taktik perang mereka. Oleh karena itu, Rusia membayangkan terjadinya kekalahan dengan jumlah korban tentara tewas dalam jumlah besar."
3. Seranglah musuhmu sebelum mereka menyerangmu
Jenderal Khaththab rahimahullah bukanlah komandan yang berpijak kepada siasat yang reaktif (menunggu untuk membalas). Dia selalu mengulangi perkataannya, "Seranglah musuhmu sebelum kalian diserang, kita tidak mau menunggu sampai kita diserbu kemudian menjerit seperti jeritan wanita. Akan tetapi, kapan saja kita mencium rencana musuh akan menyerbu, kita harus menghentikan mereka hingga hilang keberanian mereka untuk merampas negeri kaum muslimin."
Oleh karena itu, dia sangat marah ketika sebagian orang2 yang shalih mencela tindakannya menyerbu Dagestan hingga menyulut terjadinya perang Chechnya kedua. Bahkan sebagian menuduh tindakannya tergesa2 dan membahayakan kaum muslimin. Dia berlepas diri dari tuduhan ini, karena dia tahu bahwa sebenarnya Rusia memang telah bertekad kuat untuk menyerbu negeri Chechnya untuk kedua kalinya. Hal ini diketahui dari banyaknya mata2 yang mereka tebar. Demikian juga tindakan mereka melakukan bom syahid di Moskow dan beberapa faktor lain yang menyebabkan Rusia memberikan lampu hijau untuk menyerbu Chechnya untuk kedua kalinya. Khaththab ingin menjadikan Chechnya dan Dagestan satu negara sebagaimana semula, agar dapat bergerak lebih luas dalam memerangi musuh. Dan juga agar dapat memobilisasi kaum muslimin dalam jumlah yang lebih besar untuk memerangi musuh.
Sungguh kebenaran pendapat Khaththab terbukti setelah beberapa bulan kemudian. Tentara Rusia mengerahkan kekuatan besarnya menyerbu Chechnya dibawah panji-panji "Perang Melawan Teroris". Hingga Khaththab rahimahullah pernah berkata, "Sampai kapan kita duduk menunggu musuh padahal kita adalah para da'i? Padahal kita tahu bahwa musuh tengah mempersiapkan kekuatan untuk melumatkan dan menghancurkan kita. Namun kita hanya berdiri diatas mimbar-mimbar mengadu dan mengeluhkan kehormatan yang dinodai, jiwa2 yang melayang, dan negeri2 islam yang dirampas hilang."
4. Khaththab rahimahullah mengerti bahwa kekalahan Rusia tidak akan terjadi dalam segi militer - dalam pengertian konvensional
Jenderal Khaththab mengerti bahwa kekalahan Rusia tidak akan terjadi dalam segi militer -- dalam pengetian konvensional, yaitu terjadi peertempuran antara tentara Chechnya dan Rusia yang berakhir dengan kemenangan kaum muslimin dan pasukan Rusia akan mundur karena tentaranya sudah tidak mampu.
Akan tetapi, kemenangan atas Rusia akan terjadi -Insya Allah- dengan memanfaatkan titik lemah mereka yang paling utama, yaitu ketidakmampuan memikul beban berat kerugian SDM, terlebih dalam waktu yang begitu panjang. Walaupun backing militer dan kemampuan mereka untuk mengganti berbagai kerugian sangat kuat.
Jenderal Khaththab rahimahullah berkata, "Semua tahu, Rusia telah mempersiapkan segala sesuatu untuk melancarkan perang ini. Kami dianggap seperti sekelompok kecil kawanan perampok. Namun, ternyata Rusia terlebih dahulu menyerang kami layaknya dalam kondisi perang melawan pasukan elit. Mereka mengerahkan seluruh peralatan perang yang mereka miliki. Akan tetapi Insya Allah, mereka tidak mungkin memenangkan perang ini. Selama dua tahun yang silam, mereka belum mampu melakukan apa2 melawan kami. Hari ini Rusia telah mengerti dengan baik bahwa menyelesaikan masalah dengan cara militer tidak akan membantunya sama sekali. Umat ini telah memberontak melawan Rusia. Kami tahu dan yakin, apa jalan keluar yang harus kami tempuh ketika menghadapi pertempuran ini. Kami -hari ini- lebih kuat dari yang dahulu. Setiap hari kami mampu menghancurkan banyak kekuatan tentara musuh beserta arsitekturnya. Namun demikian, Rusia masih saja berusaha menyembunyikan kerugian yang dialaminya. Mereka hanya menyatakan satu tentara yang tewas dan sebagian lagi terluka. Kami telah memenangkan pertempuran ini. Namun, Rusia selalu mengingkarinya. Kelak mereka pasti akan mengakui tindakan apa yang lebih baik mereka lakukan."
5. Jenderal Khaththab meyakini urgensi media informasi dalam jihad
Beliau berkata, "Sesungguhnya Allah swt telah memerintahkan kita untuk berjihad memerangi orang2 kafir dan membunuh mereka seperti mereka memerangi dan membunuh kita. Lihatlah, mereka memerangi kita dengan propaganda dan sarana media informasi. Maka kita harus memerangi mereka juga dengan sarana media informasi kita."
Oleh karena itu, beliau selalu mendokumentasikan setiap operasi militernya. Beliau memiliki ratusan video di Afghanistan, Tajikistan, dan Chechnya. Beliau beralasan bahwa dengan berbicara saja tidak cukup untuk mematahkan pengakuan2 bohong yang dilakukan media informasi musuh. Akan tetapi, kita harus perkuat kata2 ini dengan bukti. Caranya adalah dengan menampilkan film2 dokumenter guna membantah pengakuan bohong mereka.
6. Jenderal Khaththab rahimahullah adalah seorang da'i
Jenderal Khaththab rahimahullah memiliki manhaj dan aqidah salaf. Hal ini dijelaskan didalam rekaman2 dan kajian2 umum. Akan tetapi beliau tidak memiliki fanatisme terhadap golongannya. Allah SWT telah mencatatnya sebagai sosok yang diterima oleh semua kalangan umat islam tanpa terkecuali, beliau memberi nasehat kepada mereka dan menerima nasehat dari mereka. Beliau memiliki hubungan yang kuat dengan para masayikh (para guru dan pengajar) mujahidin, seperti Syaikh Hamud bin 'Uqla rahimahullah. Mereka menjadi referensinya di dalam persoalan2 jihad, ilmu dan dakwah. Oleh karena itu tidak kita temukan didalam kelompoknya yang berjihad di Chechnya sebuah kebid'ah-an atau penyimpangan aqidah. Kelompok sufi merasa kehilangan akal dan merasa khawatir dengan kekuatannya, sehingga mereka memilih untuk bekerja sama membantu Rusia dalam membendung pemikiran beliau yang mulai menyebar dan mempengaruhi banyak orang.
Khaththab menilai, Chechnya merupakan negeri yang subur untuk membina dakwah. Maka dia mulai melakukan aktivitas dakwah untuk membentuk basis2 dakwah dan jihad berdasarkan garis haluan yang shahih. Kemudian beliau mendirikan "Ma'had Al-Qauqaz li I'dad Ad-Du'at". Setiap personal harus bergabung didalamnya sebelum dia diterima di dalam kancah jihad dan wajib mengikuti pembekalan ilmu secara intensif selama dua bulan. Personal yang ingin mengikuti pembekalan ilmu dan jihad semakin bertambah hingga mencapai 400 siswa. Kondisi ini membuat Rusia marah besar. Selanjutnya, beliau terus mengembangkan upayanya lagi dan mendirikan sekolah untuk menghafal Al Qur'an. Beliau menyusun banyak program, diantaranya: pembekalan para da'i, kajian tematik di berbagai kota, kajian materi2 pokok dan program khusus untuk meningkatkan kualitas para da'i. Dia pernah mengungkapkan, "Kami menyaksikan pengaruh yang signifikan dari kegiatan ini dalam aspek pengorbanan dan kegigihan para mujahidin."
Dengan kegiatan ini jihad Chechnya bisa menjadi contoh. Tidak ada perselisihan, perpecahan, dan saling mencela. Seluruhnya bersatu di bawah satu pimpinan. Merekapun mengangkat seorang mufti agar mereka tidak melakukan pelanggaran, dia adalah Abu Umar As-Saif.
Jenderal Khaththab rahimahullah menyeru manusia secara bertahap.
Beliau pernah bertempur di Afghanistan. Dan kita belum pernah mendengar dia terlibat konflik dengan seorang Afghan pun karena perbedaan aqidah, meskipun disana banyak berkembang pemikiran2 tasawuf. Kemudian beliau bertempur di Tajikistan di bawah komando Abdullah Nuri, meskipun dia termasuk salah satu pemimpin aliran tasawuf disana, hanya saja manusia lebih menggantungkan diri kepada Khaththab hingga muncul kedengkian dalam hati sebagian kaum munafiqin, seperti komandan Ridhwan yang disebut oleh Khaththab sebagai "pemimpin perang yang busuk".
Ketika sampai di Chechnya, beliau mengajak masyarakat untuk shalat, membayar zakat, dan membaca Al-Qur'an. Beliau tidak pernah mengajak mereka kepada masalah2 aqidah. Setelah beliau menjadi tokoh dan dicintai oleh seluruh manusia, beliaupun mendirikan pesantren2 yang mengajarkan aqidah yg benar.
Pada masa awal jihadnya, Khaththab sangat berhati2 dan melarang sahabat2nya melibatkan diri dalam masalah yang akan membangkitkan emosi masyarakat seluruh wilayah. Apabila beliau mendapati seseorang yang mau menerima kebaikan, barulah beliau mengajaknya kepada aqidah salaf. Oleh karena itu beliau melarang teman2nya pergi kepasar2 dan masuk keperkampungan di negeri tersebut, sebab aliran tasawuf sangat kuat. Dia khawatir nanti para tokoh sufi memprovokasi manusia untuk melawan mereka.
Sedangkan untuk kebutuhan mujahidin, salah seorang diberi tugas untuk pergi ke pasar dua hari sekali saja. Bahkan beliau sendiri selama hidupnya belum pernah pergi ke Grozny sebagaimana yang pernah dia katakan kecuali hanya sekali saja, setelah didesak oleh para komandan Chechnya untuk menghadiri pesta perkawinan sebagai wujud rasa hormat kepadanya.
Meskipun usaha keras para tokoh sufi untuk membangkitkan amarah masyarakat, namun setiap usaha mereka selalu gagal. Mereka menyebut Khaththab sebagai wahabi, yang hukumnya lebih kafir daripada yahudi dan nasrani. Mereka menuduh bahwa jihadnya pada masa kekuasaan Dudayev adalah batil, sebab perang yang dilakukan Dudayev adalah membela negeri saja. Khaththab mengikuti jihad ini dibawah panji2 Jauhar Dudayev, selaku mantan kepala negara Chechnya. Akan tetapi saat itu, Khaththab rahimahullah memiliki program khusus untuk kepentingan kelompoknya.
Pada awal perjalanan jihadnya di Chechnya, sebagian para da'i enggan bergabung bersamanya. Mereka berkomentar, "Bagaimana mungkin engkau berperang bersama orang2 sufi dan haluliyah(meyakini bahwa Allah swt dapat menitis ke dalam makhluk)." Maka Khaththab berkata kepada mereka, "Mereka terlalu dini untuk divonis sebagai orang kafir dan atheis, maka kalian jangan terlalu gegabah."
Akhirnya beliau mampu menarik hati mereka sebagaimana kebiasaan beliau saat beretorika membujuk orang lain. Sampai sahabatnya berkata, "Seandainya Khaththab mengatakan segelas susu adalah air, kami pasti akan membenarkannya." Inilah anugerah Allah swt yang dilimpahkan kepadanya.
7. Khaththab, antara sikap tangkas dan tekad kuat
Anda pasti akan terkesima tatkala menyaksikan film dokumenter yang menayangkan pribadi Khaththab didalamnya. Para tentaranya begitu cinta dan sangat menggantungkan diri kepadanya. Anda akan terkagum2 melihat begitu berwibawa dan diseganinya beliau saat berinteraksi dengan sesamanya. Khaththab sangat rendah hati ketika anda melihatnya tengah bergurau dengan mereka. Dia bergurau dengan lisan, tangan, bahkan dengan kakinya. Disana anda dapat menyaksikan suasana riang tanpa beban, sikap lapang dada, dan akhlak yang baik.
Adapun sikap teguh dan tekad kuat yang dia miliki, dia pernah menuturkan kisahnya, "Ketika saya datang ke Chechnya, saya bergabung bersama pasukan yang terdiri dari 90 prajurit, semuanya adalah murid Syaikh Fathi Asy-Syisyani hafizhahullah. Kemudian saya mengurangi 15 tentara kemudian 15 tentara lagi sesudahnya, sehingga yang tersisa bersamaku berjumlah 60 tentara. Kemudian beberapa rekan mengingatkanku agar berhati2 terhadap pemecatan ini, sebab orang2 Chechnya memiliki sifat fanatik kepada kelompoknya, apabila sebagian saja pergi, maka kemungkinan besar yang lain akan mengikutinya. Di suatu hari kami semua tidur. Di pagi harinya ternyata kelompok jaga juga ikut tidur bersama kami. Kemudian saya lupakan sejenak persoalan jaga, malam itu udara sangat dingin. Saya pun memerintahkan mereka untuk melepas sepatu, kemudian menyuruh mereka berjalan kearah sungai. Padahal saat itu kondisi rumput terasa sangat dingin seperti pohon kurma yang basah. Kemudian mereka berjalan dengan kondisi sangat kritis akibat cuaca yang sangat dingin. Ketika kami sampai ditepi sungai, saya perintahkan mereka mencelupkan kaki mereka kedalam air sungai sebagai latihan untuk mereka. Setelah beberapa lama kemudian saya perintahkan mereka keluar dari sungai. Akibatnya kaki mereka membeku sampai ada sebagian dari mereka jatuh karena lelah dan rasa sakit. Tiba2 terdengar suara teriakan tertuju padaku, rupanya mereka protes dan mengancam akan meninggalkanku. Saya berkata kepada mereka, "Aku tidak keberatan, meski tak seorangpun mau bergabung bersama saya." Padahal dalam hati, saya khawatir mereka benar2 meninggalkan saya dan diikuti hilangnya impian saya untuk membebaskan negeri tersebut. Akan tetapi Allah swt memberikan kemudahan, mereka tetap berjumlah 60 tentara. Kemudian mereka mengambil kesimpulan untuk mengadakan daurah ilmiah selama 25 hari. Saat ini mereka telah menjadi para komandan peleton dan menjadi pasukan elit."
Dari buku "Khaththab Sang Panglima" tulisan Abu Anas Ath-Thaifi (salah seorang anggota pasukan jenderal Khaththab rahimahullah)
 Diambil dari: Jahizunacom
(saif al battar/arrahmah.com)