Sabtu, 24 Maret 2012

Ijinkan Ku, Tuk Mengenal Tuhan Melalui Indahnya Matamu




Ijinkan Ku, Tuk Mengenal Tuhan
Melalui Indahnya Matamu

Udara malam semakin menusuk-nusuk perut ku, tapi ku tak mau kalah dengan sang malam, ku akan duduk terus di depan lektop kesayangan ku, yang selalu setia mendengar rintihan jiwa ku, yang kadang memberi inspirasi luar biasa kepadaku untuk membedah kehidupan dan segala misteri di dalamnya yang terkumpul dalam tombol-tombol yang indah yang siap mentranspormasikan bahasa jiwa kedalam bahasa tuilisan.
Dikala diri ini mencoba membuka misteri alam maya lewat wajah teknologi, kau langsung datang dengan sebuah “status” yang langsung mencabik-cabik jiwa ku, membuat dia tertunduk layu karena energi dari kata-kata mu yang membuat ku bagaikan sebuah jasad yang tidak hidup maupun tidak mati.

Siapakah gerangan dirimu?, yang membuat rumah jiwa ku roboh tak bersisa, hanya menyisakan rasa cita dan rasa penasaran yang selalu menggusur paksa diriku tuk melihat mu lebih dekat siapakah dirimu, ku buka “info” tentang mu, oh ternyata tidak memberi jawaban yang yang memuaskan, hanya menyisakan rasa kepenasaran yang semakin menggelora, karena kau semakin mencabik-cabik jiwa ku dengan kata-kata mu yang yang membuat jiwa ini tergakaget dan bangun, kata-kata mu bagaikan halilintar di tengah malam yang iringi dengan lembaran-lemparan tombak dari tangisan sang langit. 

Ku lihat frofil tentang dirimu, ku tak kunjung bisa membuka misteri tengtang mu, kau hanya memberi tetesan air kesegaran bagi jiwa ini dengan sebuah foto frofil yag kau gantung di alam maya, kau menatap tajam padaku dengan mata yang begitu kemilau dan kembali menusuk-nusuk jiwaku membuat dia bagaiakan lembaran kertas putih yang dirobek-robek oleh sang pencinta yang terluka.
Ku lihat tuhan di dalam matamu, ku memahai sebagian kecil dari keindahan tuhan lewat matamu yang indah, tatapanmu bagai busur panah yang dilepaskan pada jiwa yang haus akan keindahan ini. Alangkah indahnya mata itu bila di lengkapi dengan mata batin yang menatap jernih dengan cahaya keimanan,

Balutan kerudung mu yang lebar bagaikan hamparan awan putih yang menaungi jiwa manusia dari terik nya matahari di siang hari yang sangat panas menerkam, sehingga manusia pun berucap syukur pada tuhan semesta alam atas perlindungan yang ia berikan lewat mu, wahai awan putih yang indah. Balutan layar putih kecil yang selalu menutupi pancaran keindahan wajahmu, bagaikan sebuah benteng yang kokoh yang menutupi dan akan selalu  menjaga keindahan suatu negri yang ia tututpi, menjadikan keindahan tuhan itu tetutup rapi denganya, hanya manusia yang telah halal yang yang berhak untuk mencicipi keindahan itu.

Wahai keindahan tuhan “ mau kah engkau berdoa sejenak untuk ku dan untuk mu?, agar sang takdir menuliskan kisah hidup kita dengan sangat indah, tidak ada yang akan bisa memisahkan dua jasad yang telah bersatu dalam satu jiwa untuk terus bersatu dalam bingkai kehalalan, jarak dan waktu tidak akan menjadi pemisah, karena kita punya bahasa jiwa untuk selalu melemparkan cita dan asa antara kita”.

Wahai keindahan tuhan “ ijinkan aku untuk berdoa kepada yang maha mendengar, agar diriku dihalalkan bagimu. Aku jiwa yang selalu hidup dalam alam optimis tidak mau terikat dengan kondisisi yang mengikat ku hari ini. Aku yakin segala sesuatu bisa berubah, karena hidup ini akan senantia berubah, dan roda kehidupan akan selalu berputar terus. Aku yakin dengan sentuhan doa yang ikhlas dan sungguh-sungguh segalanya bisa berubah dengan ijin Allah subhana wata’ala. Apabial dia berkehendak apapun, maka ia tinggal mengatakan “kun fayakun” (jadi maka jadilah ia).


BUDI UTOMO VS SARIKAT ISLAM




BUDI UTOMO VS SARIKAT ISLAM

Sayyid Quthb di dalam “Tafsir Baru Atas Realitas”  menyatakan orang-orang yang mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan yang cukup adalah sama dengan orang-orang jahiliyah, walau orang itu mungkin seorang ustadz, dosen, bahkan profesor. Jangan sampai kita “Fa Innahu Minhum” (kita menjadi golongan mereka) terhadap kejahiliyahan.

            Lahirnya budi utomo dijadikan sebagai tanggal bagi hari kebangkitan nasional, tapi ternyata menurut logika kesejarahan (aplicable teory)  yang berhak dijadikan hari kebangkitan nasional adalah ketika berdirinya syariat dagang islam (SDI) yang kemudian berubah menjadi Syarikat Islam (SI) pada tanggal 16 oktober 1905, tiga tahun sebelum BO.karena organisasi budi utomo sama sekali tidak berhak dijadikan tongak kebangkitan nasional, karena BO sama sekali tidak pernah mencita-citakan kemerdekaan, pro-penjajahan yang dilakukan Belanda, dan banyak tokohnya anggota aktif Freemasonry yang merupakan organisasi pendahulu dari Zionisme. Disini penulis akan memaparkan argumen yang nyata bagaikan matahari di siang bolong, tentunya dengan logika pemikiran yang benar (the true thingcable) dan fakta kesejarahan.

 Penghinaan Terhadap Perjuangan Umat Islam

            Dipilihnya tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, sesungguhnya merupakan suatu penghinaan terhadap esensi perjuangan merebut kemerdekaan yang diawali oleh tokoh-tokoh Islam. Karena organisasi Syarikat Islam (SI) yang lahir terlebih dahulu dari Boedhi Oetomo (BO), yakni pada tahun 1905, yang jelas-jelas bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda, dan mencita-citakan Indonesia merdeka, tidak dijadikan tonggak kebangkitan nasional.

            Mengapa BO yang terang-terangan antek penjajah Belanda, mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia,
 a-nasionalis, tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, dan anti-agama malah dianggap sebagai tonggak kebangkitan bangsa?Ini jelas kesalahan fatal. Apakah para petinggi kita itu orang bodoh?.

            KH. Firdaus AN dalam bukunya yang berjudul “syariat islam bukan budi utomo: meluruskan sejarah pergerakan bangsa tegas.”  Beliau menegaskan “BO tidak memiliki andil sedikit pun untuk perjuangan kemerdekan, karena mereka para pegawai negeri yang digaji Belanda untuk mempertahankan penjajahan yang dilakukan tuannya atas Indonesia. Dan BO tidak pula turut serta mengantarkan bangsa ini ke pintu gerbang kemedekaan, karena telah bubar pada tahun 1935. BO adalah organisasi sempit, lokal dan etnis, di mana hanya orang Jawa dan Madura elit yang boleh menjadi anggotanya. Orang Betawi saja tidak boleh menjadi anggotanya,

            BO didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa para mahasiswa kedokteran STOVIA, Soetomo dan kawan-kawan. Perkumpulan ini dipimpin oleh para ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap pemerintah kolonial Belanda. BO pertama kali diketuai oleh Raden T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar kepercayaan Belanda, yang memimpin hingga tahun 1911. Kemudian dia diganti oleh Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji oleh Belanda dan sangat setia dan patuh pada tuanya.

            Di dalam rapat-rapat perkumpulan dan bahkan di dalam penyusunan anggaran dasar organisasi, BO menggunakan bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia. Tidak pernah sekali pun rapat BO membahas tentang kesadaran berbangsa dan bernegara yang merdeka. Mereka ini hanya membahas bagaimana memperbaiki taraf hidup orang-orang Jawa dan Madura di bawah pemerintahan Ratu Belanda, memperbaiki nasib golongannya sendiri, dan menjelek-jelekkan Islam yang dianggapnya sebagai batu sandungan bagi upaya mereka, papar KH.Firdaus. 

            Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar BO tertulis “Tujuan organisasi untuk menggalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis. ” Inilah tujuan BO, bersifat Jawa-Madura sentris, sama sekali bukan kebangsaan.

            Noto Soeroto, salah seorang tokoh BO, di dalam satu pidatonya tentang Gedachten van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging berkata: “Agama Islam merupakan batu karang yang sangat berbahaya... Sebab itu soal agama harus disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang kesulitan. ”

            Sebuah artikel di “Suara Umum”, sebuah media massa milik BO di bawah asuhan Dr. Soetomo terbitan Surabaya, dikutip oleh A. Hassan di dalam Majalah “Al-Lisan” terdapat tulisan yang antara lain berbunyi, “Digul lebih utama daripada Makkah”, “Buanglah Ka’bah dan jadikanlah Demak itu Kamu Punya Kiblat!” (M. S) Al-Lisan nomor 24, 1938.

            Karena sifatnya yang tunduk pada pemerintahan kolonial Belanda, maka tidak ada satu pun anggota BO yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda. Arah perjuangan BO yang sama sekali tidak berasas kebangsaan, melainkan chauvinisme sempit sebatas memperjuangkan Jawa dan Madura saja telah mengecewakan dua tokoh besar BO sendiri, yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya hengkang dari BO.
            Bukan itu saja, di belakang BO pun terdapat fakta yang mencengangkan. Ketua pertama BO yakni Raden Adipati Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, ternyata adalah seorang anggota Freemasonry. Dia aktif di Loge Mataram sejak tahun 1895. Sekretaris BO (1916), Boediardjo, juga seorang Mason yang mendirikan cabangnya sendiri yang dinamakan Mason Boediardjo. Hal ini dikemukakan dalam buku “Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962” (Dr. Th. Stevens), sebuah buku yang dicetak terbatas dan hanya diperuntukan bagi anggota Mason Indonesia.

Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo Kecewa dengan Budi utomo (BO).
            Karena BO tidak pernah membahas kebangsaan dan nasionalisme, mendukung penjajahan Belanda atas Indonesia, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya ternyata anggota Freemasonry. Ini semua mengecewakan dua pendiri BO sendiri yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya akhirnya hengkang dari BO.

            Tiga tahun sebelum BO dibentuk, Haji Samanhudi dan kawan-kawan mendirikan Syarikat Islam (SI, awalnya Syarikat Dagang Islam, SDI  ) di Solo pada tanggal 16 Oktober 1905. “Ini merupakan organisasi Islam yang terpanjang dan tertua umurnya dari semua organisasi massa di tanah air Indonesia, ” tulis KH. Firdaus AN.

            Berbeda dengan BO yang hanya memperjuangkan nasib orang Jawa dan Madura—juga hanya menerima keanggotaan orang Jawa dan Madura, sehingga para pengurusnya pun hanya terdiri dari orang-orang Jawa dan Madura—sifat SI lebih nasionalis. Keanggotaan SI terbuka bagi semua rakyat Indonesia yang mayoritas Islam.
Sebab itu, susunan para pengurusnya pun terdiri dari berbagai macam suku seperti: Haji Samanhudi dan HOS. Tjokroaminoto berasal dari Jawa Tengah dan Timur, Agus Salim dan Abdoel Moeis dari Sumatera Barat, dan AM. Sangaji dari Maluku.
            Lalu mengapa dalam sejarah pergerakan indonesia banyak terjadi  pelencengan sejarah (history anomalies), apa mereka tidak tahu dengan kenyataan ini?. Atau ini adalah sebuah rekayasa para petinggi yang tidak suka terhadap islam?, ada sebuah perkataan menarik untuk direnungkan ketika penulis mengikuti seminar yang di adakan oleh Gerakan Pemuda Islam (GPI) tanggal 11 maret 2011 kemarin, begini perkataanya  “benar dan salah suatu sejarah ditentukan oleh siapa yang memenangkan kekuasaan”.         -Alhaqu mirrobbik-


-Perbedaan  Pundamental Antara Syarikat Islam (SI) Dan Budi Utomo (BO)-

Tujuan
v  SI bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya,
v   BO bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran Dasar BO Pasal 2).

Sifat:
v  SI bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia,
v  BO besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura,

Bahasa:
v  SI berbahasa Indonesia, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Indonesia,
v  BO berbahasa Belanda, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Belanda

Sikap Terhadap Belanda:
v  SI bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda,
v  BO bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial Belanda,

Sikap Terhadap Agama:
v  SI membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya,
v  BO bersikap anti Islam

Perjuangan Kemerdekaan:
v  SI memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan,
v  BO tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah membubarkan diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini melewati pintu gerbang kemerdekaan,

Kerakyatan:
v  SI bersifat kerakyatan dan kebangsaan,
v  BO bersifat feodal dan keningratan,

Melawan Arus:
v  SI berjuang melawan arus penjajahan,
v  BO menurutkan kemauan arus penjajahan,

Kelahiran: SI lahir tanggal 16 oktober 1905. Dan Budi  Utomo lahir pada 20 Mei 1908, SI lebih dulu 3 tahun dari BO.

Islamisasi sains



Islamisasi sains
Oleh : misbahuddin

                Mengetahui  esensi dan subtansi  dari  “ islamisai sains” hal sang sangat pundamental sekali menurut  perfektip penulis untuk para mahasiswa kependidikan islam  ( KI ), coz mereka akan  bercumbu rayu dengan anak-anak generasi bangsa , mentarbiyyah mereka, membing-bing mereka  mereka , so.... disana ada proses pembinaan mental ( caracter building ), maka dalam proses tarbiyyah tadi harus di adakan islamisai sains secara sistematis  yang di internalisasikan pada anak didik sebagai pembentukan diri menuju kepada ketahudin yang kokoh ( the strong  faith ) , semakin mereka memperdalam sains atau teknologi mereka akan semakin dalam mengenal rabb mereka, tidak sebaliknya mereka semakin menjauh dari rabb mereka, karena menggali dan mempelajari sains dengan pola konsep pendidikan berdasarkan sistem berfikir ( framework  ) dan sudut pandang ( worldfew ) barat yang sekuler.

Kata “ islamisai sains”  sudah pernah nyaring menggema di indonesia pada era 1980-an, tapi redup sejalan dengan ketidak jelasan konsep dan pengembangannya,. Bahkan sering timbul kesalaha  pahaman. Apa sebenarnya” islamisai sains” itu ?.

Secara umum ,ada lima arus utama wacana islamisai sains,  pertama , islamiasasi sains dengan pendekatan instrumentalistik, yaitu pandangan  yang menganggap ilmu  atau sains hanya sebagai alat ( instrumen ), artinya, sains terutama teknologi sekedar alat untuk mencapai tujuan, tidak memperdulikan sipat dari sains tersebut selama ia bermampaat bagi pemiliknya.

Pendekatan ini muncul  dengan asumsi bahwa barat maju dan dapat menguasi dan menghegemoni  wilayah islam dengan kekutan sains dan teknologinya. Coz untuk mengimbangi barat, kaum muslim harus mengusai sains dan teknologi. So ... islamisasi disini  bagaimana  umat islam dapat mengusai  kemajuan yang  telah dikuasi barat.

Kedua, isalmisai dengan konsep  justifikasi , artinya, penemuan ilmu modern, terutama di bibidang ilmu-ilmu alam diberikan justifikasi  (pembenaran) melalui ayat al-qur’an dan al-hadist. Metodologinya adalah dengan cara mengukur kebenaran  Al-Qur’an dengan  fakta-fakta objektip dalam sains modern.Tokoh yang populer mengembangan metode ini adalah Maurice bucaille,Harun yahya, Zaghlul An-Najjar,Afjalur rahman dll.

Ketiga, islamisasi  sains  dengan pendekatan sakralisasi. Ide ini dikembangkan oleh seyyed hossein nasr. Baginya sains modern  yang sekarang ini bersipat sekuler dan jauh dari nilai-nilai spritual  sehingga perlu di lakukan sakralisasi. Tapi metode pendekatan (approach metode) nasr ini kalau di selidki lebih dalam  maka kita akan melihat bahwa konsep ini (sakralisasi sains)  dibangun atas dasar konsep semua agama sama pada level esoterisnya (batin), yang seharusnya islamisasi sains dibangun dan dikembangkan di atas kebenaran islam. Sains sakral menafikan keunikan islam karena menurutnya keunikan adalah milik semua agama, maka metode sakralisasi ini akan  tepat sebagai konsep islamisasi sains jika  nilai dan unsur  kesakralanya  didasarkan pada  nilai-nilai islam yang haq.

Keempat, islamisasi sains melalui proses integrasi, yaitu, mengintegrasikan sains barat dengan ilmu-ilmu islam. Ide ini dikemukakan oleh imail Al-faruqi.menurutnya, akar dari kemundururan umat islam dibebagai dimensi karena dualisme sistem pendidikan.disatu sisi, sistem pendidikan  islammengalami penyempitan makna dalam berbagai dimensi, sedangkan disisi lain, pendidikan sekuler sangat mewarnai pemikiran kaum muslimin.

Al-faruqi menyimpulkan  sistem pendidikan harus dibenahi dan dualisme pendidikan harus dihapuskan dan  menyatukan nya dalam bingkai ketauhidan yang bersipat integral  dari paradigmanya. Al-Faruqi menjelaskan  pengertian islamisasi sains  sebagai usaha yaitu, “memberikan definisi baru, mengatur data-data mengevaluasi data-data ,  memikirkan lagi jalan pemikiran dan menghubungkan data-data, mengevaluasi kembali kesimpulan-kesimpulan, memproyeksikan kembali tujuan-tujuan  dan melakukan semua itu sehingga disiplin-disiplin itu memperkaya  shaqofah (wawasan ) islam, dad bermampaat bagi cita-cita islam”.

Kelima, konsep islamisasi sains yang paling mendasar  dan menyentuh akar permasalahan sains adalah islamisasi yang berlandaskan paradigma islam. Ide ini pertama kali di sampaikan oleh syed muhammad naquib  Al-attas. Menurutnya tangtangan terbesar yang dihadapi kaum muslimin  adalah ilmu pengetahuan modern yang tidak netral telah merasuk kedalam praduga-praduga agama, budaya dan filosofis  yang berasal dari repleksi  kesadaran dan  pengalaman manusia barat. So.... islamisasi sains harus dimulai dengan membongkar  sumber kerusakan ilmu. Ilmu-ilmu modern harus diperiksa ulang dengan teliti.al-Attas mengartikan islamisasi sains sebagai “pembebasan manusia dari tradisi magis, mitologis, animistis, kultur-nasional (yang bertentangan dengan islam) dan dari belenggu sekuler terhadap pemikiran dan bahasa,juga pembebasan dari kontrol dorongan fisiknya yang cendrung sekuler  dan tidak adil tarhadaphaqiqat diri atau jiwannya............islamisasi adalah proses menuju bentuk asalnya ..”   ( islam dan sekularisme  2010 )

So.....islamisasi ada dua tahap yang dilakukan dengan sistematis , pertama ,ialah, melakuakan proses pemisahan  elemen-elemen dan konsep-konsep yang pundamental yang membentuk budaya dan pedaban barat (west civilization).kedua,ialah, memasuakan unsur-unsur  yang pundamental dari esensi islam kedalam setiap cabang ilmu pengetahuan masa kini yang relevan.

Konsep-konsep diatas  adalah tugas suci para ilmuan muslim kita dan para guru-guru kita yang bergelut dalam  spesifik itu.  mungkin agak sulit apabila  direplesikan untuk waktu sekarang ini oleh mahasiswa-mahasiswa “Fublisistik Thawalib”, khususnya anak-anak kependidikan islam (KI) yang bergelut di dunia pendidikan. tetapi ada metode sederhana  (simple approach ) yang penulis tawarkan, yaitu “islamisasi” dengan  menyisipkan secara halus esensi-esensi ajaran islam pada segala pembahasan-pembahasan mata pelajaran  yang di berikan pada anak didik ketika proses  pelajaran berlangsung. So...mata pelajaran yang  tadinya netral  ( value-free ) bahkan sekuler, bisa diislamisasikan dengan menumbuhkan didalamnya idiologi islam yang di barengengi  dengan study comparatif yang akan menjadikan anak didik luas dalam pengetahuan mereka, dengan tidak meninggalkan hal yang sangat fundamental yaitu “keregiliusan” dalam memandang sesuatu..  Wallhu A’lam bishowwab.


Haqiqat kepemimpinan



Haqiqat  kepemimpinan
Oleh : misbahuddien

Suhu perpolitikan di kampus ” PUBLISISTIK THAWALIB “ semakin memanas dari hari ke hari  perlahan tetapi pasti, seiringan dengan akan adanya pemilihan umum  untuk  menentukan siapa yang akan  menduduki  amanah sebagai nahkoda BEM. Sebagai keharusan dari sebuah estapeta perjuangan  untuk menyongsong  thawalib yang lebih baik.

Sebagai  rakyat thawalib yang baik penulis ingin ikut meramaikan dan mensukseskan pesta tersebut dengan sebuah tulisan yang melihat kepemimpinan dari perpektip yang lain.

Tidak semua manusia memiliki jabatan  atau menyandang status sebagai pemimpin, dan tidak mungkin semua orang menjadi pemimipin.Namun disisi Allah, setiap manusia tetaplah seorang pemimpin yang diamanahkan untuk mengelola potensi diri, sumber daya, waktu dan hidupnya.

Allah swt bahkan sudah mengangkat manusia sebagai kholifah di bumi, pentingnya kesadaran ini disabdakan Rasullah saw.“ setiap kalian adalah pemimpin , dan setiap pemimpin akan dimintai  pertanggung jawaban atas kepemimpinannya.”tetapi kit a sering lupa nasihat bijak dari baginda rasul kita,  kita meredefenisi kepemimpinan adalah memimpin ribuan, jutaan orang untuk mencapai suatu tujuan.sehingga kita lupa akan haqiqat diri, bahwa diri ini adlah seorang pemimpin dalam lingkup mikro , dan semuanya akan diminta pertanggung jawabanya di hari pembalasan.

Kesadaran akan eksistensi diri  dan kesadaran akan siapa dirinya yang sebenarnya, akan membantu dalam proses identifikasi  dan pembentukan jati diri.ini pada akhirnya akan berpengaruh  pada pembentukan karakter ( caracter building)  dan kepribadian, juga pada pola manajemen diri  dan kehidupan. Menuju insan yang bergerak sesuai dengan  fitrahnya menuju ke kesempurnaan manusia (insan kamil).

Mereka yang menyadari  bahwa dirinya adalah pemimpin, maka dalam pengelolaan  dan penetapan tujuan hidup {the perpose of life}  senantiasa dicanangkan  dengan target  dan keluhuran jiwa pememimpin . prinsip yang dibangun , keyakianan yang terpatri, jalan hidup akan pola dan dirancang bagai seorang pemimpin yang sedang membangun kesuksesan .

Harga diri dan kepercayaan dirinya akan dibentuk semua dan sekuat karakter pemeimpin, para meter hidupnya akan diukur dengan kepribadian  dan pola kehidupan seorang pemimpin sejati (the great leadersip), hasilnya tata nilai, kualitas, dan prestasi dari waktu, amalan, pekerjaan, serta hidupnya, akan lebih tinggi dan lebih mulia dari pada yang tidak menyadarinya sebagai pemimpin.

Penyadaran akan kepemimpinan diri  sudah  di gelorakan para sahabat dan ulama salaf, imam safi’i dalam syairnya, “cita-citaku adalah cita-cita seorang raja (pemimpin), jiwaku adalah jiwa merdeka yang sangat benci terhadap kehinaan.Umar bin khatab pun memohon dalam doanya,” ya Allah, jadikanlah kami termasuk para pemimpin  yang bertaqwa.”

Bila kesadaran ini terbentuk, maka manusia akan membina diri agar kapasitas dan kapabilitas nya memenuhi spesifikasi  seorang pemimpin.mereka akan memenuhinya dengan kesadaran, pemahaman, dan keseriusan yang kuat, mendidik dan membekali diri  dengan wahyu ilahi, ilmu yang luas  dan jasad yang kuat.

Proses kepemimmpinan pada diri akan terlihat  dari pengarahan, pengelolaan, dan pengendalian potensi  dan sumber daya yang dimiliki.apabila didayagunakan  untuk menaati allah swt, itulah jiwa pemimpin sejati, karena sukses mempertanggung jawabkan amanah kepercayaan itu .

Namun bila diberikan kepada syahwat, setan,  dan orientasi dunia, atau kepentingan pribadi yang mengiginkan sesuatu dari kepemimpinannya.so....dirinya telah menjadi budak . Karena bukan dirinya  yang memnendalikan . Allah swt memberi nasihat kepada kita selaku  manusia Ulul albab “ sesungguhnya kekuasaannya (setan) hanyalah bagi orang-orang  yang mengambilnya sebagai pemimpin dan atas orang-orang  yang yang memprsekutukan Allah dengannya.” (QS.An-Nahal : 100).so...kepemimpinan harus diniatkan karena Allah (walaupun itu sulit), dan ditujukan untuk mencapai keridhoaan Allah semata.

So...........marilah kita  sama-sama membentuk diri kita  ( self building)  menjadi insan yang lebih baik dari sebelunya. Dan menyeleksi  pemimipin  dengan sangat cermat  untuk menuju ” BEM THAWALIB “ yang lebih baik. wallahu a’lam bishowwab
       
“dengan menjadikan diri ini budak di depan sang kholik , maka diri ini akan menjadi diri yang merdeka.....(sang  filosof ciliek )”.


MEMBONGKAR ESENSI SEKULARISME



MEMBONGKAR
ESENSI SEKULARISME


Terpuruknya islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang sempurna didalam kancah pertarungan dunia, bukan semata-mata faktor dari dalam saja (interen factor ), tetapi ada faktor luar (extern factor), kita bisa lihat serangan-serang kaum anti islam melakukan  serangan-serangan untuk menghegemoni umat islam dengan makanan, pashion dan hiburan yang berkiblat ke barat. Hal itu semua mengadung Virus-virus sekularisme yang terpendam. Disini telah terjadi psywar (gojul fikri), yang sayangnya kebanyakan umat islam tidak meyadari bahwa sebenarnya kita sedang bertempur dengan antek-antek sekularisme yang bergerak sperti kaum undergrown.

 Esensi Virus Sekularisme

Sekularisme dilihat dari perfektif historisnya lahir dari millieu barat. Virus sekularisme muncul dan berkembang biak menjadi embrio-embrio sebagai reaksi terhadap kritinisme pada akhir abad pertengahan. Sekularisme adalah isme (paham atau aliran) dalam sebuah kultur budaya yang dapat kita identifikasi . Sekularisme merupakan paham atau aliran yang memusatkan kepada masalah-masalah dunia. Sekularisme merupakan paham yang sengaja mengasingkan dan menyisihkan peran agama atau wahyu dari hidup dan kehidupan manusia di dunia ini, secara simplenya,  nilai-nilai ilahiyyah jangan di bawa kedalam ranah dunia, negara dan masyarakat (Endang Saefudin Anshori,1973:7).

Sekularisme merupakan sebuah pandanagan hidup (way of life) yang menguburkan  nilai-nilai agama dari kehidupan manusia, mereka membatasi bahwa agama cukup ruang lingkupnya di dalam tempat-tempat peribadatan saja. Nilai-nilai agama jangan ikut campur dalam urusan-urusan diluar tempat ibadah. Sekuralisme telah mereduksi nilai agama khusunya islam secara perlahan tetapi pasti.  Buktinya manusia yang mengaku islam tetapi tidak mau mengunakan nilai-nilai islam dalam mengatur kehidupannya. Bahkan mereka lebih rela diatur oleh aturan-aturan yang dibuat manusia itu sendiri. Sungguh aneh bukan, aturan dari sang pencipta yang maha tahu apa yang terbaik untuk hambanya mereka tolak mentah-mentah sedangkan aturan-aturan yang dibuat manusia yang terbatas mereka rela  di atur olehnya.
               
Jika kita bongkar akar Sekuralisme sebagai sebuah pandangan hidup (world view), maka kita akan dapati didalamnya sebuah sistem keyakinan (kepercayaan), sisitem pemikiran, sisitem filosofis, sistem sains dan sistem idiologi.

Sekuralisme Sebagai Sebuah Sistem Keyakinan

                Esensi dari sekuralisme adalah menuhankan diri manusia. Bilieve it or not??. Coba perhatikan dan renungkan pernyataan-pernyataan dari para pemikir yang pembawa panji  sekuralisme.

v  Kaum filosof rasionalis, R.F. Beerling mengatakan : “ Alam semesta bergantung pada manusia, akal tidak merasa puas dengan pengetahuan obyektif semata-mata untuk pengetahuan itu, tetapi berhasrat untuk menguasai dunia alam dan sejarah. Oleh karena keinginan itu, maka permukaan bumi berubah seperti belum  pernah terjadi sebelumnya “. (abdul Qodir djaelani, sekuralisme versus islam, hal 2).
v  Aliran naturalis-humanis berpendapat bahwa  “hukum-hukum alam itu adalah bentukan manusia, sehingga mereka meyangkal segala bentuk yang supranatural, yang berperan sebagai pemberi hukum kepada alam semesta”.
v  Neo kantianisme berpendapat : ‘ hanya fikiran yang dapat menghasilkan yang sah berlaku sebagai wujud, demikian pikiran itu dapat disebut pencipta dan pembina dunia”.
v  Kaum ilmuan empiris, John lock dan David Home berkata ; “ hanya empiris atau pengalamn inderawi yang adapat diterima sebagai sumber pengetahuan dan seklaigus sumber kebenaran”.
v  Kaum mistik (irasional), Henri bergson ; “ bila kita telah menemui diri kita yang sebenarnya, maka kita akan menemui inti, hakikat dari segala kenyatan kebenaran yang berada disekitar kita, dan ini adalah prestasi dari intuisi”.

                Dari pendapat- penadapat diatas baik kaum pemikir yang menjadikan rasio sebagai ukuran tertinggi dalam menentukan parameter kebenaran, kaum ilmuan yang yang menjadikan pengalam indera /empiris sebagai ukuran tertinggi parameter kebenaran, atau bahkan kaum suffi yang menjadikan intuisi sebagai ukuran tertinggi dalam menentukan kebenaran tertinggi. Mereka semua telah menjadikan diri manusia sebagai tuhan, sebab, baik akal yang bersemayam di dalam otak, pengalaman yang bersemayam di dalam panca indera. Maupun intusi yang bersemayam di dalam hati, semua itu berada dan berpusat pada diri manusia. So. manusia sekuler telah menjadikan dirinya sebagai patokan kebenaran, secara tidak langsung mereka telah menuhankan dirinya sendiri.

Sekuralisme sebagai sebuah sistem pemikiran

Sistem pemikiran yang terkandung dalam sekuralisme adalah anthroposentris (anthro : manusia, sentris : pusat). Dalam artian menjadikan manusia pusat batu ujian tentang kebenaran dan kepalsuan memberi kriteria baik dan buruk, indah dan jelek (Ali syariati, 1983, 56).

                Apakah mungkin manusia yang memiliki keterbatasan, mahluk yang tidak luput dari kesalahan dijadikan patokan kebenaran. Bahkan manusia belum bisa mengekplorasi kedalam dirinya sendiri secara mendalam. Apalagi dipaksakan menetukan sebuah kebenarah hakiki. bahkan Manusia masih misteri bagi dirinya sendiri. Jika kita amati pendapat-penadapa para ahli fikir, filosof ilmuan kita akan dapati pernyataan itu. Alexis careel : ‘ manusia sebagai yang belum dikenal. (Ali Syariati, 1983, 56)

P. leenhowers ; “ betapa besar usaha manusia menyelami dirinya dan bermenung tentang dirinya, selain ia akan berhadapan dengan kegelapan hidupnya, manusia tidak pernah berhasil menembus nya secara menyeluruh, ia menjadi orang asing bagi dirinya sendiri, hidupnya penuh dengan misteri “.

Sekuralisme sebagai sebuah sistem filosofis

Dari sisitem pemikiran anthrosentris, yaitu menjadikan manusia sumber penentu kebenaran, penentu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang dikatakan indah dan mana yang dikatakan buruk, maka sekuraliasme hanya mengandalkan akalnya saja sebgai satu-satunya narasumber dalam mendaki kebenran hakiki, dengan metode spekulasi, radikal menukik kepada hal-hal dibalik realitas , semuanya hanay tunduk pada logika akal, narasumber  lainnya seperti intusi  dan empirisme disingkirkan jauh-jauh.
               
                Jika kita menerawang sejarah ke jaman para filosof kita akan dapati pendapat-pendapat yang berebeda antara satu flosof dengan filosof yang lain dalam menginterpretasikan hakikat kebenaran, Thales menyatakan bahwa hakikat kebenaran dunia ini adalah air, anaximandros berpendapat apoiron : sesuatu yang tidak serupa dengan apapun, anaximenes berpendapat udara, Heraklietos berependapat tuhan yang esa yang tidak bergerak dan mengisi seluruh alam, parmanides berpendapat pikiran, pyhthagoras berependapat tuhan emperdoklas berpendapat udara, api, air, tanah. (Muhammad hatta, 1958, 5-43).
               
Pendapat-pendapat para filosof yunani kuno diatas berebeda dengan para filosof abad modern seperti plato yang berpendapat bahwa hakikat kebenaran adalah cita, aristoteles berpendapat entologi, spinosa berependapat subtansi, hegel berepndapat roh, Karl marx berpendapat perjuangan  kelas, schopenhouer berpendapat kemauan, henri bergson berpendapat elanvital, (Abdul Qodir Jhaelani, sekularisme versus islam, 1999, 4).
               
 Perbedaan pendapat antara satu pemikran dengan pemikiran tidak lah aneh dalam dunia filsafat, karena subtansi dari filsafat adalah berfikir secara radikal tentang hakikat sesuatu. Maka akan lahirlah  hasil perenungan yang berbeda, ciri khas dari filasat adalah perbedaan pedapat,  jika semua filosof mengeluarkan statement yang sama dari hasil ekplorasinya maka filsafat akan mati. Karena tidak ada lagi kontfrontasi pemikiran. Filsafat hidup karena adanya konfrontasi antara satu pendapat pemikiran dengan pemikiran yang lain.

Kegagalan Sekuralisme Dalam Membina Dunia

Muhammad natsir berkata “demikian keadaan manusia modern yang bersifat ilmiah, berjiwa kemanusiaan dan berpendangan hidup sekular itu, yang dalam suatu jaman lampau mendakwakan dirinya telah memeberi penyelamatan kepada umat manusia dari apa yang dinamakan  “tiraninya takhayaul agama dan gereja”, kini peradaban modern menyadari bahwa keadaan tidaklah damai lagi, karena dia dibelenggu nafsu materi yang tidak ada batasnya dan senantiasa disibukan segala macam ambisi yang tidak terkendali hampa dari setiap bimbingan spritual, ruang hampa dalam  jiwa manusia telah menjerit, meminta bimbingan spritual , agar membuat kehidupn ini cukup bernilai untuk dijalani. Dengan kata lain manusia sekerul itu telah mengalami  “ kehampaan spritual (spritual vacuum)”, kelaparan spritual, yang tidak kalah berbahayanya dari kelaparan jasmani, (Muhammad Natsir. 1980, 15-16).

                Islam adalah problem solving “ jalan keluar” menuju kehidupan yang berperadaban tinggi yang menjungjung nilai spritual, nilai kemanusiaan  dan nilai intelektual. Islam adalah agama yang sudah paripurna, sebuah way of live yang diturunkan dari sang penguasa alam untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Wallahu A’lam Bishowwab

MEMBONGKAR ESENSI SEKULARISME



MEMBONGKAR
ESENSI SEKULARISME


Terpuruknya islam sebagai sebuah sistem kehidupan yang sempurna didalam kancah pertarungan dunia, bukan semata-mata faktor dari dalam saja (interen factor ), tetapi ada faktor luar (extern factor), kita bisa lihat serangan-serang kaum anti islam melakukan  serangan-serangan untuk menghegemoni umat islam dengan makanan, pashion dan hiburan yang berkiblat ke barat. Hal itu semua mengadung Virus-virus sekularisme yang terpendam. Disini telah terjadi psywar (gojul fikri), yang sayangnya kebanyakan umat islam tidak meyadari bahwa sebenarnya kita sedang bertempur dengan antek-antek sekularisme yang bergerak sperti kaum undergrown.

 Esensi Virus Sekularisme

Sekularisme dilihat dari perfektif historisnya lahir dari millieu barat. Virus sekularisme muncul dan berkembang biak menjadi embrio-embrio sebagai reaksi terhadap kritinisme pada akhir abad pertengahan. Sekularisme adalah isme (paham atau aliran) dalam sebuah kultur budaya yang dapat kita identifikasi . Sekularisme merupakan paham atau aliran yang memusatkan kepada masalah-masalah dunia. Sekularisme merupakan paham yang sengaja mengasingkan dan menyisihkan peran agama atau wahyu dari hidup dan kehidupan manusia di dunia ini, secara simplenya,  nilai-nilai ilahiyyah jangan di bawa kedalam ranah dunia, negara dan masyarakat (Endang Saefudin Anshori,1973:7).

Sekularisme merupakan sebuah pandanagan hidup (way of life) yang menguburkan  nilai-nilai agama dari kehidupan manusia, mereka membatasi bahwa agama cukup ruang lingkupnya di dalam tempat-tempat peribadatan saja. Nilai-nilai agama jangan ikut campur dalam urusan-urusan diluar tempat ibadah. Sekuralisme telah mereduksi nilai agama khusunya islam secara perlahan tetapi pasti.  Buktinya manusia yang mengaku islam tetapi tidak mau mengunakan nilai-nilai islam dalam mengatur kehidupannya. Bahkan mereka lebih rela diatur oleh aturan-aturan yang dibuat manusia itu sendiri. Sungguh aneh bukan, aturan dari sang pencipta yang maha tahu apa yang terbaik untuk hambanya mereka tolak mentah-mentah sedangkan aturan-aturan yang dibuat manusia yang terbatas mereka rela  di atur olehnya.
               
Jika kita bongkar akar Sekuralisme sebagai sebuah pandangan hidup (world view), maka kita akan dapati didalamnya sebuah sistem keyakinan (kepercayaan), sisitem pemikiran, sisitem filosofis, sistem sains dan sistem idiologi.

Sekuralisme Sebagai Sebuah Sistem Keyakinan

                Esensi dari sekuralisme adalah menuhankan diri manusia. Bilieve it or not??. Coba perhatikan dan renungkan pernyataan-pernyataan dari para pemikir yang pembawa panji  sekuralisme.

v  Kaum filosof rasionalis, R.F. Beerling mengatakan : “ Alam semesta bergantung pada manusia, akal tidak merasa puas dengan pengetahuan obyektif semata-mata untuk pengetahuan itu, tetapi berhasrat untuk menguasai dunia alam dan sejarah. Oleh karena keinginan itu, maka permukaan bumi berubah seperti belum  pernah terjadi sebelumnya “. (abdul Qodir djaelani, sekuralisme versus islam, hal 2).
v  Aliran naturalis-humanis berpendapat bahwa  “hukum-hukum alam itu adalah bentukan manusia, sehingga mereka meyangkal segala bentuk yang supranatural, yang berperan sebagai pemberi hukum kepada alam semesta”.
v  Neo kantianisme berpendapat : ‘ hanya fikiran yang dapat menghasilkan yang sah berlaku sebagai wujud, demikian pikiran itu dapat disebut pencipta dan pembina dunia”.
v  Kaum ilmuan empiris, John lock dan David Home berkata ; “ hanya empiris atau pengalamn inderawi yang adapat diterima sebagai sumber pengetahuan dan seklaigus sumber kebenaran”.
v  Kaum mistik (irasional), Henri bergson ; “ bila kita telah menemui diri kita yang sebenarnya, maka kita akan menemui inti, hakikat dari segala kenyatan kebenaran yang berada disekitar kita, dan ini adalah prestasi dari intuisi”.

                Dari pendapat- penadapat diatas baik kaum pemikir yang menjadikan rasio sebagai ukuran tertinggi dalam menentukan parameter kebenaran, kaum ilmuan yang yang menjadikan pengalam indera /empiris sebagai ukuran tertinggi parameter kebenaran, atau bahkan kaum suffi yang menjadikan intuisi sebagai ukuran tertinggi dalam menentukan kebenaran tertinggi. Mereka semua telah menjadikan diri manusia sebagai tuhan, sebab, baik akal yang bersemayam di dalam otak, pengalaman yang bersemayam di dalam panca indera. Maupun intusi yang bersemayam di dalam hati, semua itu berada dan berpusat pada diri manusia. So. manusia sekuler telah menjadikan dirinya sebagai patokan kebenaran, secara tidak langsung mereka telah menuhankan dirinya sendiri.

Sekuralisme sebagai sebuah sistem pemikiran

Sistem pemikiran yang terkandung dalam sekuralisme adalah anthroposentris (anthro : manusia, sentris : pusat). Dalam artian menjadikan manusia pusat batu ujian tentang kebenaran dan kepalsuan memberi kriteria baik dan buruk, indah dan jelek (Ali syariati, 1983, 56).

                Apakah mungkin manusia yang memiliki keterbatasan, mahluk yang tidak luput dari kesalahan dijadikan patokan kebenaran. Bahkan manusia belum bisa mengekplorasi kedalam dirinya sendiri secara mendalam. Apalagi dipaksakan menetukan sebuah kebenarah hakiki. bahkan Manusia masih misteri bagi dirinya sendiri. Jika kita amati pendapat-penadapa para ahli fikir, filosof ilmuan kita akan dapati pernyataan itu. Alexis careel : ‘ manusia sebagai yang belum dikenal. (Ali Syariati, 1983, 56)

P. leenhowers ; “ betapa besar usaha manusia menyelami dirinya dan bermenung tentang dirinya, selain ia akan berhadapan dengan kegelapan hidupnya, manusia tidak pernah berhasil menembus nya secara menyeluruh, ia menjadi orang asing bagi dirinya sendiri, hidupnya penuh dengan misteri “.

Sekuralisme sebagai sebuah sistem filosofis

Dari sisitem pemikiran anthrosentris, yaitu menjadikan manusia sumber penentu kebenaran, penentu mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang dikatakan indah dan mana yang dikatakan buruk, maka sekuraliasme hanya mengandalkan akalnya saja sebgai satu-satunya narasumber dalam mendaki kebenran hakiki, dengan metode spekulasi, radikal menukik kepada hal-hal dibalik realitas , semuanya hanay tunduk pada logika akal, narasumber  lainnya seperti intusi  dan empirisme disingkirkan jauh-jauh.
               
                Jika kita menerawang sejarah ke jaman para filosof kita akan dapati pendapat-pendapat yang berebeda antara satu flosof dengan filosof yang lain dalam menginterpretasikan hakikat kebenaran, Thales menyatakan bahwa hakikat kebenaran dunia ini adalah air, anaximandros berpendapat apoiron : sesuatu yang tidak serupa dengan apapun, anaximenes berpendapat udara, Heraklietos berependapat tuhan yang esa yang tidak bergerak dan mengisi seluruh alam, parmanides berpendapat pikiran, pyhthagoras berependapat tuhan emperdoklas berpendapat udara, api, air, tanah. (Muhammad hatta, 1958, 5-43).
               
Pendapat-pendapat para filosof yunani kuno diatas berebeda dengan para filosof abad modern seperti plato yang berpendapat bahwa hakikat kebenaran adalah cita, aristoteles berpendapat entologi, spinosa berependapat subtansi, hegel berepndapat roh, Karl marx berpendapat perjuangan  kelas, schopenhouer berpendapat kemauan, henri bergson berpendapat elanvital, (Abdul Qodir Jhaelani, sekularisme versus islam, 1999, 4).
               
 Perbedaan pendapat antara satu pemikran dengan pemikiran tidak lah aneh dalam dunia filsafat, karena subtansi dari filsafat adalah berfikir secara radikal tentang hakikat sesuatu. Maka akan lahirlah  hasil perenungan yang berbeda, ciri khas dari filasat adalah perbedaan pedapat,  jika semua filosof mengeluarkan statement yang sama dari hasil ekplorasinya maka filsafat akan mati. Karena tidak ada lagi kontfrontasi pemikiran. Filsafat hidup karena adanya konfrontasi antara satu pendapat pemikiran dengan pemikiran yang lain.

Kegagalan Sekuralisme Dalam Membina Dunia

Muhammad natsir berkata “demikian keadaan manusia modern yang bersifat ilmiah, berjiwa kemanusiaan dan berpendangan hidup sekular itu, yang dalam suatu jaman lampau mendakwakan dirinya telah memeberi penyelamatan kepada umat manusia dari apa yang dinamakan  “tiraninya takhayaul agama dan gereja”, kini peradaban modern menyadari bahwa keadaan tidaklah damai lagi, karena dia dibelenggu nafsu materi yang tidak ada batasnya dan senantiasa disibukan segala macam ambisi yang tidak terkendali hampa dari setiap bimbingan spritual, ruang hampa dalam  jiwa manusia telah menjerit, meminta bimbingan spritual , agar membuat kehidupn ini cukup bernilai untuk dijalani. Dengan kata lain manusia sekerul itu telah mengalami  “ kehampaan spritual (spritual vacuum)”, kelaparan spritual, yang tidak kalah berbahayanya dari kelaparan jasmani, (Muhammad Natsir. 1980, 15-16).

                Islam adalah problem solving “ jalan keluar” menuju kehidupan yang berperadaban tinggi yang menjungjung nilai spritual, nilai kemanusiaan  dan nilai intelektual. Islam adalah agama yang sudah paripurna, sebuah way of live yang diturunkan dari sang penguasa alam untuk kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat. Wallahu A’lam Bishowwab

PARADIGMA BERAQIDAH



Oleh : Misbahuddin

Membangun konsep aqidah dalam diri menunjukan bahwa kita peduli dengan keislaman kita, kita islam bukan saja karena kita terlahir dari rahim seorang ibu yang islam. Tetapi kita islam harus dengan kesadaran kita. Bahwa aku islam karena pilihan hidup ku... “ roditu billahi robba wabil islami diina “ (aku ridha Allah tuhanku, dan islam agama ku, dan Muhammad nabi dan Rasulku).

Membangun konsep aqidah dengan benar adalah sumber dari keselamatan hidup kita. Konsep aqidah yang dibangun dari perfektif al-Qur’an dan assunah dengan menggunakan pemahaman para sahabat Rasulullah menjadi sebuah patokan. Kenapa harus mengunakan cara pemahaman para sahabat Rasulullah.? Karena jika kita amati aliran-aliran teologi sempalan didalam islam baik itu khawarij, syi’ah, jabariyyah, Qodariyyah, dan aliran-aliran sempalan yang lainnya, mereka berhujjah (menguatkan pendapatnya) dengan menggunkan dalil-dalil al-qur’an dan al-hadist, akan tetapi ketika mereka memahami dua hal tersebut mereka menggunakan rasionalisasi sendiri. Dengan meningalkan pendapat-pendapat yang mu’tabar dikalangan ulama yang berpegah teguh terhadap ajaran Rasulullah.

Apa jadinya agama ini bila kontek keagamaan diserahkan kepada rasionalisasi masing-masing orang atau golongan??, niscaya agama ini akan hancur kawan. maka yang akan selamat adalah orang yang secara all-out mengiplementasikan pesan-pesan Al-qur’an dan as-sunah dengan pemahaman para sahabat Rasulullah. Maka sungguh benar sabda Rasulullah “umat yahudi akan berpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, umata nasrani akan perpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan dan umat islam akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya masuk neraka keculi satu golongan. Ketika ditanya siapa yang satu golongan yang selamat itu (al-Firqotun najiyah), maka beliau menjawab “ mereka adalah orang yang berada diatas ajaranku pada hari ini dan para sahabat ku (HR.Ahmad).

Filsafat Menjadi Parasit Bagi Aqidah

Ketika Aqidah dicoba diracik dengan ramuan filsafat niscaya tidak akan ada titik temunya. Atau bahkan menjadikan konsep iman akan rancu dan melenceng. Karena karakter filsafat mengkaji secara radikal permasalahan yang ada sampai ke akar-akarnya. Sedangkan masalah aqidah sendiri bersifat Taufiqiyyah, dalam artian sederhananya aqidah tidak dapat tetapkan kecuali ada dalil syar’inya.  Tidak ada medan ijtihad atau rasionalisasi terhadap hal tersebut.

Hal-hal yang ghaib kita bisa mengetahuinya jika ada keterangan sendiri dari Allah atau Rasulullah, akal tidak bisa menentukan hal tersebut, dia hanya bisa berspekulasi meraba-raba dengan akalnya yang terbatas. Seperti seorang yang buta yang disuruh menjelaskan hakikat gajah, maka orang buta yang memegang tulalenya dia berkata gajah itu panjang dan kenyal dan kulitnya kasar. Berbeda dengan orang yang memegang telinganya, dia mengtakan gajah itu lebar  dan kenyal.

“ fikirkanlah ciptaan ku dan janganlah kau fikirkan dzat Ku” dari keterangan ini ada sebuah pesan tersirat, bahwa akal manusia punya batasan tertentu dalam mengekplorasi kebenaran. Ketika akal dipaksakan untuk menembus hal-hal yang diluar jangkauannya maka pasti akan menghasilkan kesimpulan yang melenceng. Ketika mengukur sesuatu bukan dengan alat yang semestinya maka jangan diharafkan anda akan mengasilkan sebuah kesimpulan yang benar. Maka untuk keselamatan ikutilah aturan-aturan main di dalam beragama. Ada suatu hikah yang bisa dirasionalisasikan dan ada hikmah yang tidak dapat kita rasionalisasikan karena disebabkan keterbatasan kita.

Aqidah Merupakan Paradigma Pemersatu (Unifying Force).

Lihat para imam madhab, mereka berbeda dalam masalah fikih tetapi mereka sama dalam hal mengkonsepsikan Aqidah. Karena framework mereka sama dalam memahami masalah aqidah, Aqidah adalah maslah ushul yang bersifat taufiqiyyah, apa yang ada dalilnya mereka imani. Dan jika tidak ada dalilnya mereka tidak memaksakan diri berspekulasi dengan akal demi kepuasaan diri, karena hal itu bukan memberikan sebuah keberuntungan tetapi akan mendatangkan murka Allah sendiri. “ Berpegang teguhlah kepada tali Allah dan janganlah kalian bercerai berai!” (Ali-Imran :103).

“ maka jika datang kepada mu petunjuk dariku , lalu barang siapa yang mengikuti petunjukku, ia tidak akan tersesat dan tidak akan tercela “ (Thaha :123).

Disinilah kita dapati bahwa agama meliki aturan mainnya, itu semua diberikan demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Agama dibawa oleh rasulullah, dan kehidupan Rasulullah  dan para sahabatnya merupakan contoh iplementasi all-out ajaran islam. Ketika kita berislam tetapi kita lebih suka mengedepakan fatwa-fatwa para filosof dan mengesempingkan fatwa-fatwa dari rasulullah dan para ulama maka ada sesuatu yang salah disini... ada sebuah thinkcable (logika penalaran) yang salah. Seperti halnya kita mengagumi sala seorang seorang ustadz, katakan ustadz Jefri, tetapi didalam kenyataanya kita lebih banyak menukil ucapan dan menceritakan hal-ikhwal tentang AA gym... maka sangat aneh bin ajaib bukan..??.

Setiap Jaman Akan Terlahir Laskar-Laskar Pembela Aqidah At-Tauhid 

Apa yang Allah janjikan pasti akan terjadi, maka ketika anda membaca sebuah petunjuk pencerah yang secara langsung ataupun tak langsung diberikan kepada anda, maka follow up nya terserah anda, jika anda ingin beruntung maka laksanakanlah petunjuk itu dan jadih The winer yang menjadi penyambung dan pelaksan dari titah-titah sang  sang ilahi.

“ akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang tegar di atas al-haq, yang tidak terkena mudarat dari orang yang enggan  menolong ataupun yang menentag mereka, sehingga datanglah keputusan Allah sedangkan mereka tetap dalam keadaan begitu. (HR.Bukhori).

Mari jadikan diri kita menjadi laskar-laskar Tauhid agar hidup kita bermakna, dan memberi pencerahan untuk diri, dan lingkungan kita. Menjadi manusia yang memberikan sebuah mamfaat bagi orang lain. Salam ikhlas.... ^_*